JAKARTA – Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Budi Setiawan menyebut kelumpuhan akibat infeksi polio sampat saat ini belum bisa diobati.
Karenanya, dia mengajak semua pihak untuk ikhtiar terbaik dengan mencegah jangan sampai sakit.
“Sampai sekarang belum bisa diobati kelumpuhan penderita. Hanya bisa dicegah sebelum sakit, kalau sakit jangan sampai berat atau kalau berat jangan sampai meninggal,” kata dia, Kamis.
Menurut dia pencegahan yang paling efektif yakni imunisasi polio berupa vaksin tetes empat kali dan dua kali polio suntik lengkap.
Polio merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf dan disebabkan virus. Virus polio yang masuk ke dalam tubuh kemudian berkembang di dalam saluran pencernaan.
Saat daya tahan tubuh belum terbentuk atau walau daya tahan tubuh baik tapi tidak dilakukan imunisasi, maka virus memiliki potensi tinggi masuk ke sistem saraf.
“Masa virus itu masuk ke tubuh hingga munculnya suatu gejala kelumpuhan biasanya satu hingga tiga minggu pertama. Perhatikan perubahan aktivitas anak apalagi yang membutuhkan pergerakan besar,” kata Budi.
Menurut penelitian sekitar 90 persen orang yang terjangkit dengan virus polio tidak memberikan gejala atau tidak ada tanda apa-apa atau bahkan gejalanya seperti flu biasa yakni demam, batuk, pilek, diare sedikit, mual, muntah.
“Tanda dan gejala yang klasik yaitu kelumpuhan yang tiba-tiba terutama di separuh badan bagian bawah atau kaki, maka gejala sisanya akan diderita pasien seumur hidup,” kata Budi.