Menyelamatkan penderita kanker

0
257
Ilustrasi sel kanker. Dengan menerapkan pola hidup sehat, olah raga, tidak merokok dan mengonsumsi miras serta layanan kesehatan optimal,yang disediakan pemerintah 40 persen penderita kanker bisa disembuhkan.

KANKER adalah penyakit penyebab kematian tertinggi kedua di dunia yang merenggut nyawa sekitar 10 juta orang setiap tahun dan di Indonesia pada 2022 saja tercatat 408.661 kasus baru dengan 243.000 kematian.

Badan Riset Kanker Internasional (IARC) bahkan memprediksi, jumlah penderita kanker global bakal melonjak sampai 77 persen yakni sekitar 35 juta orang pada 2050.

Perempuan di Indonesia berisiko tertinggi terkena kanker pada 2020, tercatat 65.858 kasus kanker payudara, 36.633 kanker Rahim, sementara pada laki-laki yang terbanyak mengidap kanker paru 25.943 kasus dan kanker kolorektal (usus) 21.764 kasus.

Kanker juga menempati pembiayaan tertinggi dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) program BPJS setelah penyakit jantung, sebesar Rp3,5 triliun.

Upaya terpadu penanganan kanker di Indonesia dikampanyekan pada Hari Kanker Sedunia  (HKS atau WCD) pada 4 Feb. 2023 dengan ajakan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes melalui Surat Edaran No. HK.02.01.V/89/2023 ke segenap Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten dan Kota dan fasilitas layanan Kesehatan.

Yang harus dilakukan adalah mengkampanyekan “close the care gap” (menutup celah ketimpangan layanan), kerjasama antara segenap pemangku kepentingan untuk meningkatkan penanggulangan kanker, deteksi dini dan konseling, pencatatan dan pelaporan hasil deteksi dini, memastikan tindak lanjut detesi dini dan pengbatan sesuai standar.

Pada HKS 2024 bertemakan “Together, We Challenge Those in power” atau “Bersama-sama Kita Tantang Mereka yang Berkuasa” a.l. diisi program peningkatan kesadaran (literasi kanker), edukasi, dukungan emosional dan psikologis, penekanan deteksi dini, pola hidup sehat serta dukungan bagi pasien dan keluarga

 Bisa dicegah

Berdasarkan hasil penelitian terbaru dari American Cancer Society (ACS), yang mengukur dampak faktor risiko yang bisa diubah pada 30 jenis kanker di antara orang berusia di atas 30 tahun sehingga 40 persen kasus kanker dan separuh dari kematian karena penyakit ini sebenarnya dapat dicegah.

Faktor risiko kanker yakni merokok yang berkontribusi pada 30 ersen kematiandan 20 persen kasus kanker , obesitas, mengosumsi alkohol, tidak pernah berolahraga, kelebihan berat badan, pola makan, radiasi sinar ultraviolet, dan beberapa infeksi virus.

Kesimpulan itu dihasilkan dari analisis data yang mewakili secara nasional mengenai kejadian dan kematian kanker serta prevalensi faktor risiko untuk memperkirakan proporsi dan jumlah kasus kanker dan kematian yang disebabkan oleh faktor risiko yang dapat ditekan risikonya.

Ada juga faktor risik kanker yang tidak bisa diubah antara lain usia, riwayat keluarga, serta kecenderungan genetic dan dari hasil penelitian ACS disoroti pentingnya pencegahan dan deteksi dini kanker dengan melakukan pemeriksaan secara rutin.

“Pengobatan selalu dibutuhkan dan sangat penting bagi yang membutuhkan. Namun kita juga perlu mengutamakan tindakan personal dan sosial untuk mengurangi risiko dan mencegah kanker,” kata kepala riset kanker di Universitas Texas, AS, dr. Ernest Hawk.

Di tataran personal, yang bisa dilakukan untuk menghindari kanker a.l. berhenti merokok, menjaga berat badan agar tetap normal, pola makan sehat, tidak mengosumsi alkohol, dan melakukan deteksi dini sesuai rekomendasi dokter.

Selain mengharapkan membaiknya layanan kanker yang merata sampai pelosok tanah air, literasi bahaya kanker harus terus disosialisasikan..

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here