GHANA – Para pemimpin Afrika Barat menangguhkan Mali dari blok regional mereka sebagai tanggapan atas kudeta pekan lalu, tetapi tidak menjatuhkan sanksi baru.
Para pemimpin dari 15 anggota Komunitas Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) mengadakan pertemuan puncak darurat di ibukota Ghana, Accra pada hari Minggu untuk menyetujui tanggapan atas penggulingan presiden dan perdana menteri militer Mali untuk kedua kalinya dalam sembilan bulan.
Negara di sekeliling Mali dan internasional khawatir pemberontakan terbaru akan merusak komitmen untuk mengadakan pemilihan presiden Februari mendatang dan merusak pertarungan regional melawan kelompok bersenjata yang terkait dengan al-Qaeda dan ISIL (ISIS).
Berbicara setelah pertemuan, Menteri Luar Negeri Ghana Shirley Ayorkor Botchway mengatakan penangguhan Mali dari ECOWAS akan segera berlaku sampai batas waktu akhir Februari 2022.
“Seharusnya pihak militer Mali menyerahkan tampuk pemerintahan kepada pemerintah yang dipilih secara demokratis,” tambah Botchway
Anggota blok itu juga menyerukan penunjukan segera perdana menteri sipil baru dan pembentukan pemerintah “inklusif”.
Dilansir dari Aljazira, ECOWAS tidak mengumumkan sanksi seperti yang diberlakukan setelah kudeta Agustus lalu, yang membuat para anggota untuk sementara waktu menutup perbatasan mereka dengan Mali yang terkurung daratan dan menghentikan transaksi keuangan.