
Jakarta, KBKNews.id — Masjid tak hanya tempat beribadah bagi umat Islam saja, tapi juga simbol peradaban. Seperti Masjid Pantai Nusantara di Jembrana Bali.
Masjid yang viral di media sosial karena keindahan alam sekitarnya ini membuat orang tertarik dan penasaran. Budaya dan religiusitas menjadi satu.
Ahmad Arief Darmawan, pemuda penggerak Masjid Pantai di Jembrana, Bali, menjelaskan bahwa pembangunan masjid pesisir yang kini ramai diperbincangkan publik dirancang sebagai sarana syiar Islam yang selaras dengan budaya lokal dan potensi wisata alam.
Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi, pelestarian lingkungan, serta penguatan toleransi antarumat beragama di daerah mayoritas non-Muslim.
Masjid Pantai Bali: Simbol Harmoni Islam dan Alam
Masjid Pantai yang terletak di kawasan pesisir Jembrana menjadi perbincangan hangat karena menyuguhkan konsep unik: memadukan syiar Islam dengan pariwisata berbasis budaya dan ekologi. Pembangunan masjid ini digerakkan oleh komunitas muda dengan semangat kolaboratif dan digital.
“Saya sebagai pemuda masjid pantai Bali, bersama tim mengusung lima pilar utama yang kami sebut sebagai lima E: Edukasi, Ekonomi, Ekologi, Empati, dan Estetika,” jelas Ahmad Arief Darmawan saat diwawancarai oleh Shofi dari KBK News, media milik Dompet Dhuafa.
Masjid Medsos: Dibangun dari Dunia Maya
Menariknya, masjid ini juga dijuluki sebagai “Masjid Medsos” karena pembangunannya yang sepenuhnya dikoordinasikan melalui platform digital.
“Zaman sekarang semuanya lewat media sosial. Kami fokuskan kampanye wakaf digital di situ. Tantangannya, tentu harus buat konten yang menarik dan konsisten,” tutur Ahmad. Konten yang berkualitas terbukti mampu menarik perhatian donatur dan mempercepat proses penggalangan dana.
Wisata Preneur: Sinergi Ibadah dan Pariwisata

Masjid ini tidak hanya tempat ibadah, tapi juga menjadi magnet wisata. Berbagai program seperti balap omplok (balapan perahu tradisional), minum air kelapa dari pohon, hingga rencana rumah makan lesehan di pinggir pantai menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Dengan konsep wisata preneur, kami ingin masyarakat sekitar, terutama nelayan, ikut merasakan dampak ekonomi dari kehadiran masjid ini,” tambah Ahmad.
Festival Lintas Agama dan UMKM
“Bupati yang beragama Hindu bahkan hadir. Kegiatan kami juga menampilkan UMKM lokal, sehingga tidak eksklusif untuk umat Islam saja,” kata Ahmad.
Jembatan Toleransi
Meski dialog antar agama secara formal belum dilakukan, masjid ini direncanakan menjadi ruang terbuka untuk interaksi dan edukasi lintas keyakinan.
“Kami memang belum melaksanakan dialog antar umat, tapi ke depan, itu termasuk dalam rencana besar kami,” ucap Ahmad.
Keterlibatan Nelayan dan Ekonomi Komunitas
“Nelayan yang biasanya hanya melaut, kini bisa mendapat penghasilan tambahan dari kegiatan wisata seperti balap omplok dan penyediaan perahu,” jelasnya.
Transparansi Digital Wakaf Tunai
Untuk membangun kepercayaan publik, YMPN menerapkan transparansi tinggi dengan laporan digital berkala.
“Kami unggah progres pembangunan dan kegiatan setiap minggu di media sosial. Donatur bisa melihat sendiri hasil kontribusinya,” terang Ahmad.
Mimpi Lima Tahun: Edukasi Hingga Ekowisata
Dalam lima tahun ke depan, YMPN memiliki visi besar melalui penguatan lima E:
- Edukasi – Kolaborasi dengan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas SDM.
- Ekonomi – Pengembangan UMKM dan tempat makan khas pesisir.
- Ekologi – Pelestarian lingkungan melalui kegiatan hijau dan wisata alam.
- Empati – Program sosial berbasis kebutuhan masyarakat.
- Estetika – Pembangunan masjid yang ramah lingkungan dan indah.
“Kami ingin tetap mempertahankan keasrian pantai. Tidak ada gedung tinggi, hanya lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman,” tegas Ahmad.