Misi Rekayasa CIA di Venezuela Gagal

As sejak September lalu telah menenggelamkan paling tidak 10 kapal di Laut Karibia berasal dari Venezuela yang dituduhnya mengangkut narkotika. Hal itu dikhawatirkan memicu perang terbuka AS vs Venezuela( (foto: AOL com)

PEMERINTAH Venezuela mengeklaim telah berhasil menggagalkan rencana serangan yang dibuat-buat atau direkayasa terhadap kapal perang Amerika Serikat di kawasan Karibia selatan sebagai dalih untuk menyerang negara Amerika Latin itu.

AFP mengutip Mendagri Venezuel Disodado Cabello (28/10),Caracas menuduh aksi itu dirancang oleh komplotan yang didanai Badan Intelijen Pusat (CIA) AS

Pihaknya mengaku telah menangkap empat orang yang disebut berencana menyerang USS Gravely, kapal perusak berpeluru kendali milik AS yang sedang sandar di Trinidad dan Tobago, Minggu (26/10).

“Komplotan ini didanai oleh CIA dan bertujuan menjebak Caracas dengan serangan palsu terhadap kapal perang AS,” ujar Cabello tanpa merinci identitas para tersangka.

Kehadiran kapal perang AS USS Gravely di wilayah itu memicu kemarahan Pemerintah Venezuela yang menyebutnya sebagai  langkah provokasi AS, dan menuding Washington ingin memancing perang di Karibia.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro bahkan menangguhkan perjanjian gas dengan Trinidad & Tobago dan menuduh PM Kamla Persad-Bissessar mengubah negaranya menjadi kapal induk kekaisaran Amerika melawan Venezuela.

Krisis diplomatik ini memperburuk hubungan kedua negara bertetangga tersebut. Persad-Bissessar menolak tuduhan Maduro dan menyebut langkah Venezuela sebagai bentuk pemerasan.

Dia menegaskan, Trinidad-Tobago tetap berkomitmen pada kerja sama energi dan keamanan kawasan. Washington sebelumnya memberi izin bagi negara itu untuk mengeksploitasi ladang gas Dragon di perairan Venezuela, meski embargo minyak AS terhadap Caracas masih berlaku.

Tingkatkan tekanan

Sementara itu, pemerintahan Presiden Donald Trump meningkatkan tekanan militer terhadap Venezuela dengan mengerahkan tujuh kapal perang ke Karibia, dan satu ke Teluk Meksiko.

Armada itu termasuk kapal induk terbesar di dunia, USS Gerald R Ford. Selain pengerahan kapal, dua pesawat pengebom strategis B-1B terlihat terbang di atas Laut Karibia dekat Venezuela pada Senin (27/10), dalam unjuk kekuatan ketiga AS dalam beberapa pekan terakhir.

Data Flightradar24 menunjukkan, kedua pesawat lepas landas dari North Dakota dan terbang sejajar dengan garis pantai Venezuela sebelum menghilang dari radar.

Pentagon menyebut operasi tersebut sebagai bagian dari kampanye pemberantasan narkoba di Karibia, namun, Caracas dan sejumlah pengamat menilai pengerahan militer itu bermotif politik, termasuk upaya menggulingkan pemerintahan Maduro yang tidak diakui Washington.

Sejak September, militer AS mengeklaim telah menghancurkan sedikitnya sepuluh kapal pengangkut narkotika dan menewaskan 43 orang di perairan internasional.

Namun, para ahli mempertanyakan legalitas operasi tersebut karena AS belum menunjukkan bukti kuat selain rekaman udara.

Maduro menegaskan, tuduhan Washington tentang ia terlibat jaringan perdagangan narkoba tidak berdasar. CIA Jalankan Operasi Rahasia di Venezuela atas Izin Trump

“Amerika Serikat sedang mengada-adakan (mencari dalih-red) berperang untuk tujuan politiknya sendiri,” tudingnya.

Lagi-lagi Trump menunjukkan aksi Cowboynya untuk menghentikan sepakterjang kartel narkoba yang diduga bersumber dari Venezuela. (AFP/kompas.com/ns)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here