spot_img

Myanmar Pulangkan Keluarga Pertama Rohingya dari Bangladesh

MYANMAR – Proses pemulangan Rohingya telah dilakukan pertamakalinya oleh Myanmar pada Sabtu (14/4/2018), dimana Myanmar  memulangkan keluarga Rohingya pertama dari hampir 700.000 pengungsi yang melarikan diri ke Bangladesh.
Pemulangan dilakukan  setelah berbulan-bulan pembicaraan penuh dengan Dhaka dan di tengah peringatan PBB bahwa negara itu belum siap untuk menerima rohingya kembali.

Myanmar dan Bangladesh setuju pada bulan Januari untuk menyelesaikan repatriasi sukarela para pengungsi dalam dua tahun. Myanmar mendirikan dua pusat penerimaan dan apa yang dikatakannya adalah sebuah kamp sementara di dekat perbatasan di Rakhine untuk menerima kedatangan pertama.

“Lima anggota keluarga Muslim  datang ke pusat penerimaan Taungpyoletwea di negara bagian Rakhine pagi ini,” kata pemerintah Myanmar dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Minggu (15/4/2018).

Anggota keluarga diteliti oleh petugas imigrasi dan departemen kesehatan dan kesejahteraan sosial, bantuan dan pelayanan pemukiman memberi mereka bahan-bahan seperti beras, kelambu, selimut, t-shirt, longyis (sarung Burma) dan peralatan dapur.

Ia menambahkan bahwa anggota keluarga yang dipulangkan sesuai dengan aturan dikeluarkan Kartu Verifikasi Nasional (NVC) setelah memasuki Myanmar.

NVC adalah bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah untuk mendaftarkan Rohingya yang gagal memberikan mereka kewarganegaraan. Kartu tersebut telah ditolak secara luas oleh para pemimpin komunitas Rohingya, yang mengatakan mereka memperlakukan penduduk seumur hidup seperti imigran baru.

Pekan lalu, pejabat paling senior PBB mengunjungi Myanmar tahun ini, Asisten Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan Ursula Mueller, mengatakan kondisi di Myanmar tidak kondusif bagi kembalinya para pengungsi.

Dia menyebutkan kurangnya akses ke layanan kesehatan, kekhawatiran di kalangan Rohingya tentang perlindungan dan berlanjutnya pemindahan. Dia juga menggambarkan kondisi di kamp-kamp pengungsi internal dari serangan kekerasan sebelumnya sebagai “menyedihkan”.

Beberapa kapal dengan Rohingya dari bagian negara Rakhine yang dilanda kekerasan telah meninggalkan Myanmar dalam beberapa bulan terakhir. Keberangkatan dikonfirmasi terbaru terjadi pada hari Kamis.

spot_img

Related Articles

spot_img

Latest Articles