JEDDAH – Krisis kemanusiaan yang menimpa kelompok minoritas Rohingya dalam beberapa waktu belakangan mengundang perhatian negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Agenda ini akan dibahas dalam pertemuan menteri-menteri luar negeri OKI yang akan berlangsung di Kuwait, Rabu (27/5) pekan ini.
Pertemuan ini dimaksudkan mencari penyelesaian politik dan kemanusiaan dalam usaha mengakhiri krisis di Laut Andaman dan Selat Melaka. Pertemuan ini juga mengupayakan sinergi bantuan yang dapat diberikan untuk Rohingya.
Sebagaimana yang dilaporkan khaleej times, Sekretaris Jenderal OKI, Iyad Madani Ameen mengaku telah berkoordinasi dengan menteri-menteri luar negeri dari berbagai negara terkait untuk mengupayakan bantuan kemanusiaan. Ia juga menginstruksikan kantor OKI di Jenewa dan New York untuk secara aktif berkoordinasi dengan badan-badan internasional yang relevan, guna mendorong bantuan kemanusiaan.
Utusan Khusus OKI untuk Myanmar, Tan Sri Datuk Syed Hamid Albar, juga telah berperan aktif menjalin kerja sama dengan LSM lokal dan pejabat terkait dalam mencari jalan keluar krisis ini. OKI juga telah berkomunikasi dengan jaringan LSM kemanusiaan untuk membuat rencana aksi yang komprehensif untuk mengatasi krisis saat ini.
Dalam pernyataan sikapnya, OKI menaruh perhatian pada masalah utama yang menjadi penyebab terjadinya krisis ini. “Hal ini sering menempatkan mereka di cengkraman pedagang manusia. Untuk mengatasi situasi ini, masyarakat internasional harus menekan pemerintah Myanmar untuk menghentikan melanggar hak-hak asasi manusia terhadap orang Rohingya, dan mengakui mereka sebagai warga negara yang sah,” demikian dalam pernyataan sikap itu.
