JENEWA – Pertempuran di Yaman sejak maret 2015 sudah menewaskan 2.600 orang, setengahnya dari jumlah itu adalah warga sipil.
Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon kepada wartawan di Jenewa, Senin (15/6/2015).
“Dalam kasus Yaman, jam berdetak itu bukan menunjukkan waktu, tapi itu adalah bom waktu, ” jelas Ban Ki Moon
Ban mengatakan ada alasan untuk berharap perdamaian itu terujud apalagi memasuki jeda kemanusiaan selama bulan suci Ramadhan.
“Sekali lagi, Yaman menghadapi jalan yang sulit,” kata sekretaris jenderal. “Tapi saya berharap bahwa minggu ini akan menandai awal dari akhir pertempuran -. Dan awal dari sebuah masa depan yang baru dan lebih baik bagi orang-orang Yaman sehingga dapat hidup dengan layak”
Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) baru-baru ini menekankan bahwa lebih dari 15 juta warga Yaman tidak memiliki akses ke perawatan kesehatan dasar, dengan 53 fasilitas kesehatan ditutup dan kekurangan gizi meningkat. Delapan puluh persen dari penduduk negara itu saat ini membutuhkan bantuan kemanusiaan kritis.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah jumpa pers di Markas Besar PBB di New York, Senin (15/6/2015) mengatakan sedang mengusahakan perdamaian di Yaman.
“Kami harus menemukan cara untuk mengakhiri penderitaan rakyat sipil dan memulai jalan untuk perdamaian,” katanya seperti dikutip KBK dari Xinhua.