Pendaki Wajib Tahu! Begini Cara Menghindari Hipotermia

0
77

JAKARTA – Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Faisal Parlindungan, Sp.PD, memberikan beberapa langkah untuk mengurangi risiko hipotermia saat mendaki gunung.

Menurutnya, kondisi ini sering dialami pendaki akibat penurunan suhu drastis dan cuaca buruk di pegunungan, namun dapat dicegah dengan persiapan yang matang.

“Dengan persiapan yang baik, risiko hipotermia saat mendaki gunung bisa diminimalkan, sehingga perjalanan tetap aman dan nyaman,” kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dilansi dari Antara.

Ia menekankan pentingnya memeriksa prakiraan cuaca sebelum pendakian dan menyusun rencana perjalanan dengan baik.

“Hindari perjalanan saat cuaca ekstrem. Jangan mendaki sendirian, dan pastikan anggota tim tahu cara mengatasi hipotermia jika terjadi keadaan darurat,” katanya.

Untuk menghadapi suhu dingin, ia menyarankan pendaki mengenakan pakaian berlapis. Lapisan pertama sebaiknya terbuat dari bahan dry-fit atau wol yang dapat menyerap keringat dan menjaga tubuh tetap kering.

Lapisan kedua bisa berupa jaket bulu atau jaket bawah untuk mempertahankan panas tubuh, sedangkan lapisan ketiga berupa jaket tahan air dan angin untuk melindungi dari hujan serta angin kencang.

“Hindari (pakaian berbahan) katun, karena menyerap air dan sulit kering,” kata Faisal.

Selain itu, perlengkapan tambahan seperti sarung tangan, kaos kaki wol, syal, serta topi atau tudung juga diperlukan untuk mencegah kehilangan panas melalui kepala dan bagian tubuh lainnya. Faisal juga mengingatkan pentingnya menjaga suhu tubuh selama pendakian.

“Jika berkeringat sesuaikan pakaian dengan melepas atau menambah lapisan agar tidak terlalu panas atau dingin. Gunakan raincoat atau ponco saat hujan,” katanya.

Selain itu, dia menyarankan para pendaki memastikan kebutuhan kalori tubuh tercukupi selama melakukan pendakian di daerah dengan suhu rendah.

Makanan tinggi kalori seperti cokelat, kacang-kacangan, dan makanan berlemak dapat dikonsumsi untuk membantu tubuh menghasilkan panas.

Faisal menyampaikan bahwa para pendaki sebaiknya cukup minum air untuk menghindari dehidrasi serta tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan berkafein yang bisa mempercepat hilangnya panas tubuh.

“Tetap bergerak untuk menjaga sirkulasi darah. Jika harus berhenti, cari tempat yang terlindung dari angin dan gunakan lapisan tambahan untuk mencegah kehilangan panas,” tuturnya.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here