spot_img

Peneliti UGM Buktikan Air Limbah Rumah Tangga Bisa untuk Deteksi Covid-19

YOGYAKARTA – Para peneliti di Pusat Kajian Kesehatan Anak Universitas Gadjah Mada (PKKA-PRO) telah membuktikan bahwa air limbah rumah tangga memiliki nilai guna tinggi dengan menjadi alat deteksi Covid-19 secara terjangkau.

Ketua tim peneliti, dr. Indah Kartika Murni, menjelaskan bahwa air limbah rumah tangga yang mengandung tinja dan urine dari individu terinfeksi Covid-19, baik yang bergejala maupun tidak, dapat digunakan untuk mendeteksi virus tersebut.

“Hal ini disebabkan karena  tinja dan urine individu tersebut mengandung bagian/fragmen virus SARS-CoV-2 yang sudah tidak menular,” terang Indah.

Prinsip ini telah diterapkan dalam sistem surveilans air limbah di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Belanda sebagai pelengkap surveilans individu. Di Indonesia, surveilans air limbah dilakukan untuk deteksi wabah polio.

Tim PKKA-PRO, di bawah pimpinan dr. Indah Kartika Murni, M.Kes, PhD, Sp.A(K) dan dr. Vicka Oktaria, MPH, PhD, FRSPH, bekerja sama dengan Murdoch Children’s Research Institute (MCRI) Australia dan melakukan penelitian pada tahun 2021-2022.

Hasilnya, surveilans air limbah mampu mendeteksi peningkatan kasus Covid-19 hingga dua minggu lebih awal dari peningkatan kasus di masyarakat.

Penelitian ini membentuk dasar untuk penelitian lanjutan yang bertujuan mengevaluasi efektivitas biaya dari penerapan surveilans air limbah sebagai sistem kewaspadaan dini.

Dr. Tiara Marthias, salah satu anggota tim peneliti, menekankan pentingnya dukungan kebijakan yang kuat, tepat waktu, dan respons kesehatan masyarakat yang efektif dalam menentukan keberhasilan sistem surveilans.

Hasil penelitian ini telah diseminasi di hadapan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Badan Riset Inovasi Nasional, World Health Organization (WHO), dan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Temuan menunjukkan bahwa sistem surveilans air limbah memiliki potensi sebagai opsi ekonomis untuk mendukung peringatan dini dalam situasi pandemi, terutama di negara dengan pendapatan menengah ke bawah.

Dr. Vicka, anggota tim peneliti, menyarankan dukungan terhadap inisiasi surveilans air limbah untuk Covid-19 dapat dimulai dengan pembentukan jejaring nasional khusus.

spot_img

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


spot_img

Latest Articles