
WACANA Perang Dunia III walau masih sebatas retorika, saling ancam antara kubu Amerika Serikat (AS) dan Rusia, perlu diredam agar tidak bereskalasi menuju malapetaka nyata bagi seluruh umat manusia.
Anggota Duma (parlemen Rusia) Yevgeny Popov di Saluran TV pemerintah, Rossiya 1 menayangkan segmen rencana Kremlin menyerang ibu kota negara negara di Eropa dengan rudal rudalnya.
“Seluruh ibu kota di Eropa bakal terancam jika rudal-rudal kami yang digelar di Kaliningrad (dekat Lithuania dan Poladia) menyasar Berlin, Warsawa, negara-negara Baltik, Paris, Bukarest, Praha dan tentu saja pangkalan AS di Jerman,” kata Popov pada the Moskow Times, Jumat (19/7).
Rossiya 1 juga menayangkan peta yang menyoroti target-target potensial rudal Rusia di Eropa sebagai reaksi atas rencana AS menempatkan rudal rudal jelajah jarak jauh Tomahawk di Jerman pada 2026.
Rudal jelajah BGM 109 Tomahawk yang semula dikembangkan General Dynamic pada 1970-an, berkecepatan 880 km per jam, hulu ledak 450 kg dan jangkauan sampai 2.500 km pernah sukses digunakan untuk menyasar bunker-bunker Irak dalam Perang Teluk I, Januari 1990.
Jika ditempatkan di Jerman, lalu di negara-negara NATO bekas sempalan Uni Soviet di Laut Baltik yakni Estonia, Latvia dan Lituania, Bulgaria (bekas anggota Pakta Warsawa) dan Sloweia (sempalan Yugoslavia) serta Slowakia sempalan Cekoslovakia, rudal berharga 1,87 miliar dollar AS (sekitar Rp3 triliun) tentu membuat Rusia merasa terancam.
Sebaliknya, lebih menjurus lagi, Popov menyebutkan, posisi Inggeris (sebagai salah satu anggota NATO), bakal paling rentan karena cukup dengan tiga rudal, negeri itu bakal hancur lebur.
Senada dengan Popov, Jubir Kremlin Dimitri Peskov juga sesumbar, Rusia memiliki mampu menahan rudal-rudal AS, dan bahkan bakal menghancurkan seluruh Eropa .
Tidak nyari gara-gara
Merespons peringatan Kremlin, jubir Kemlu AS Mattew Miller mengatakan, NATO “tidak ingin mencari gara-gara dengan Rusia”, namun bentuk aksi militer apa pun terhadap sekutu NATO, bakal memicu respons setimpal.
Memanasnya Eropa membuat sejumlah pihak mecemaskan potensi pecahnya PD IIII, bahkan sejarawan militer Jenderal Sir Patrick Sanders menyebutkan, kengerian perang sudah nampak di pelupuk mata.
Hubungan antara negara Barat dan sejumlah rivalnya terus memanas sehingga memicu eskalasi risiko PD III yang menjadi materi bahasan utama KTT NATO di Washington DC pekan lalu.
Di forum NATO, sejumlah negara anggota menyoroti ancaman dan ‘tantangan sistemik’ yang ditimbulkan oleh sepak terjang kuartet Rusia, China, Korea Utara, dan Iran.
Perimbangan militer
AS dengan bujet militer sebesar 831,8 miliar dollar AS (Rp13.642 triliun) atau sekitar seperiga total bujet militer dunia (2,3 triliun dollar AS), menurut Global Firepower 2023, adalah negara terkuat disusul China 227 miliar dollar AS (Rp3.723 triliun) dan Rusia 109 miliar dollar AS (sekitar Rp1.787 triliun).
AS memiliki 1,39 juta personil aktif serta 442.000 cadangan. AD-nya didukung 6.300 tank tempur utama seperti MA1 Abrams (4.640 unit), 39.400 kendaraan lapis baja (pengangkut personil dan kendaraan tempur infantri seperti Bradley dan Styker), 2.740 pucuk artileri tarik dan 1.360 unit peluncur roket.
AL AS (US Navy) didukung sekitar 300 kapal perang termasuk sebelas kapal induk, selebihnya a.l. 22 kapal penjelajah, 70 perusak, 21 korvet, 68 kapal selam, sebagian bertenaga nuklir dan 33 kapal serang amfibi. AS juga memiliki 3.708 hulu ledak nuklir.
Sementara Rusia saat ini diperkirakan memiliki 1,2 juta personel militer aktif dan dua juta cadangan. Sekitar 200.000 dari mereka telah bertugas di perbatasan Ukraina sejak negara itu mengininvasi Ukraina pada 24 Feb. 2022
AD Rusia (menurut laporan 2022) mengoperasikan sekitar 15.000-an tank tempur utama seperti T-72, T-80 T-90 dan T-14, 161.000 lebih kendaraan lapis baja (kendaraan tempur infantri dan pengangkut personil), 1.267 pucuk meriam tarik, 1.595 meriam swagerak, 1.056 peluncur roket multilaras dan 1.520 pucuk rudal darat ke udara.
Rusia dilaporkan juga memiliki lebih 500 peluncur rudal jarak jauh berkecepatan hipersonik di atas Mach 5, sedangkan rudal balistik yang diluncurkan dari udara Kh-47M2 Kinzhal dengan kecepatan lebih dari Mach- 10 atau 7.600 KM per jam.
AL Rusia mengoperasikan 300-an kapal perang aneka jenis, termasuk satu kapal induk, empat penjelajah, 11 fregat, 80 korvet, 73 kapal selam (sebagian tenaga nuklir), 60 kapal pendarat dan 18 kapal operasi khusus.
Sedangkan AU Rusia memiliki 4.200-an unit pesawat militer, termasuk 800-an pesawat tempur seperti seri Sukhoi, mulai dari SU-24, SU-27, SU-30, SU-35 dan SU-57, MiG-29 dan MiG31, pengebom TU-95 dan T-160 serta ratusan helikopter serang seperti Kamov Ka-60 dan Hind MI-35.
Sementara Tentara Pembebasaan China (PLA) berkekuatan sekitar 2,35 juta personil., AD-nya didukung sekitar 4.800 tank tempur utama dan 33.000 kendaraan lapis baja (kendaraan tempur infantri dan pegangkut personil) dan 9.834 pucuk artileri.
AL China dalam jumlah juga terbesar di dunia, berkekuatan 700- an kapal perang berbagai jenis termasuk tiga kapal induk dan 70-an kapal selam, 48 kapal perusak, 71 korvet, 44 fregat, 11 kapal tempur amfibi, sedangkan AU-nya mengoperasikan sekitar 2.900 lebih pesawat termasuk 400-an pesawat tempur.
AU China yang di era tahun 1960-an sangat tergantung dari Uni Soviet (sekarang Rusia) mulai dari menjiplak pesawat-pesawat tempur Rusia, kini sudah berhasil memproduksi sendiri pesawat tempur generasi ke-5 seperti Chengdu J-20.
Selain potesi meluasnya Perang Rusia vs Ukraina, peningkatan anggaran militer China diduga juga terkait memanasnya ketegangan di Selat Taiwan yang diklaim sebagai wilayahnya.
Iran, kembangkan rudal
Sementara Iran adalah negara dengan kekuatan militer terkuat di kawasan Teluk, walau diembargo oleh AS sejak Revolusi Iran pada 1979, terus berupaya dan didukung Rusia, China atau Korea Utara, mengembangkan rudal-rudal balistik yang diklaim bisa menjangkau Tel Aviv.
AB Iran didukung 610.000 personil tetap dan 350.000 personil cadangan termasuk satuan Garda Revolusi (IRGC). Anggaran militer Iran pada 2023 tercatat 9,95 miliar dollar AS (sekitar Rp163 triliun) atau ranking ke-33 global.
AD Iran mengoperasikan 2.000-an tank, sebagian besar peninggalan Uni Soviet seperti T-62 dan T-72 serta 800-an unit Karrar buatan lokal, 4.873 pucuk artileri medan dan 1.030 artileri swagerak dan 1.775 satuan rudal atau roket.
Kekuatan matra laut Iran didukung 101 kapal perang termasuk tujuh fregat, tiga korvet dan 19 kapal selam kelas kilo warisan Uni Soviet.
AU-Iran yang mengoperasikan 575 aneka pesawat termasuk 215 pesawat tempur lawas buatan AS seperti 63 unit F-4 Phantom, 41 unit F14 Tomcat 19 unit serta MiG-29 dan 2 unit Sukhoi SU-24 (eks- Soviet), 17 unit Chengdu J-7 (China) dan Mirage F-1 (Perancis).
Selama diembargo oleh Barat sejak awal 1980-an, Iran terus mengembangkan rudal-rudal taktis seperti Shahab-1, Shahab-2 dan Shahab-3, Feteh, Fajr, Ghadir dan Samid yang sebagian diklaim mampu menjangkau seluruh Israel.
Korut tak bisa dianggap enteng
Sementara Korea Utara, yang jika PD-III pecah berada di kubu China dan Rusia, juga tidak bisa dianggap enteng walau belanja militernya hanya 3,8 miliar dollar AS (sekitar Rp62,3 triliun) atau rankinge-58 dunia.
Walau di tengah kesulitan ekonomi akibat isolasi pihak Barat Korut terus menguji coba bom nuklir dan rudal-rudal balistik yang beberapa diantaranya dilaporkan mampu menjagkau AS.
Diperkirakan, Korut memiliki sekitar 50 hulu ledak nuklir. Personil AB Korut cukup besar yakni 1,2 juta personil tetap dan 600.000 personil cadangan, sedangkan AD-nya a.l. didukung 6.500 tank, seluruhnya warisan Uni Soviet seperti T-55, T-62, masing-masing 5.000 pucuk artileri swagerak dan meriam tarik dan 2.920 peluncur roket.
Kekuatan yang juga sangat diperhitungkan jika PD-III pecah yakni Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di bawah AS yang seluruhnya beranggotakan 32 negara dengan belanja militer 860 miliar dollar AS (Rp2.313 triliun).
Negara anggota NATO seluruhnya (32)ra) memiliki sekitar 5,4 juta personil (tentara aktif 3,366 juta, cadangan 1,3 juta dan paramiliter 738.700 personil).
AU NATO terdiri dari 3.527 unit pesawat pemburu buatan AS seperti F-16, F-15, F-22, F-35 (buatan AS), Rafale buatan Perancis, Harrier (Inggeris) dan Tornado (konsorsium Eropa), masing-masing 1.000 lebih pesawat serang darat dan intai, 8.485 unit helikopter dan 1.359 helikopter serang sepertiBlack Hawk UH-60 dan Apache AH-64.
Matra darat NATO menoperasikan14.600 unit tank, 115.855 unit kendaraan lapis baja, 5.040 meriam swagerak dan 5.495 meriam tarik dan 2.800-an peluncur roket, sedangkan armada lautnya terdiri dari 2.409 kapal militer a.l. 135 unit jenis fregat, 56 korvet, 56 korvet, 17 kapal induk (11 milik AS, selebihnya Inggeris.
Perancis dan Itali), 144 kapal selam dan 6.065 hulu ledak nuklir (termasuk 3.708 milik AS).
Yang paling ditakutkan jika PD-III pecah yakni kekuatan nuklir masing-masing kubu. Di pihak AS, AS sendiri memilik 3.708 hulu ledak nuklir, Inggeris 225, Perancis 290, sedangkan di kubu Rusia, Rusia sendiri 4.489, China 410, Korea Utara 50.
Dengan asumsi, seluruh rudal jelajah berkepala nuklir yang ditembakkan kedua kubu mencapai sasaran, kerusakan yang ditimbulkannya bakal sangat dahsyat, belum lagi dampak ikutannya berupa penyakit, kelumpuhan dan kehancuran perekonomian dunia yang memicu kelaparan.
Peradaban manusia yang sudah dibangun setahap demi setahap selama 20 abad bakal luluh lantak, kembali ke titik nol bila presiden salah satu pihak (AS atau Rusia) memencet tombol serangan nuklir di tas yang dibawa-bawa setiap saat yang merupakan Maklumat Perang.
Kemungkinan dampak kehancuran ikutan total bumi (collateral damage) peradaban manusia akibat kepemilikan senjata pemusnah massal saat ini jika PD III pecah, mungkin juga ikut membuat nyali siapa pun ciut untuk memulai perang.
Agaknya tidak satu pun di antara presiden AS atau Rusia yang begitu naif untuk memulai perang, karena jika PD III tak terhindarkan, yang kalah jadi arang, yang menang jadi abu. (berbagai sumber/ns)
.