KEVAKUMAN pemerintah di Lebanon terpecahkan setelah dua tahun kebuntuan politik berlangsung, Panglima Angkatan Darat Lebanon Jenderal Joseph Aoun akhirnya terpilih jadi presiden baru dan dilantik, Sabtu (10/1).
“Hari ini fase baru sejarah Lebanon domulai, “ujar Aoun seraya menambahkan, ia akan berkonsultasi dengan parlemen untuk membahas penunjukan perdana menteri baru dan bersumpah, negara akan memonopoli kepemilikan senjata.
Lebanon terbelah dalam penguasaan militer antara pemerintah atau angkatan bersenjata dan milisi Hizbullah berbasis di negara itu sebagai garis depan melawan Israel.
Sebelumnya, menurut AFP 11/1, kebuntuan di parlemen antara blok pro dan anti-Hizbullah menurut AFP, telah menghambat belasan kali upaya untuk memilih seorang presiden.
Hizbullah berkekuatan sekitar 50-ribu personil bersenjata yang merupakan proksi atau perpanjangan tangan Iran di Lebanon.
Akibatnya, Lebanon sering menjadi bulan-bulanan gempuran pesawat tempur atau artileri Israel ata menjadi ajang pertempuran antara keduanya.
Sementara kebuntuan politik di Lebanon juga yang membuat negara tersebut kesulitan untuk mendapatkan dana talangan darurat dari lembaga-lembaga internasional untuk membiayai pembangunan di negeri yang jadi ajang rebutan fraksi-fraksi yang salig bertikai tersebut.
Perang besar-besaran selama dua bulan dengan Israel musim gugur lalu memberikan pukulan berat bagi kelompok Hizbullah akibat tewasnya sejumlah pemimpinnya termasuk Sekjen milisi tersebut Hasan Nasrallah yang tewas dalam serangan udara Israel, 27 September 2024.
Hizbullah juga kehilangan sekutu strategisnya Desember lalu ketika pemberontak yang dipimpin HTS menggulingkan rezim lama Suriah Bashar Al Assad.
“Kekalahan politik Hizbullah menyusul kekalahan militernya yang membuatnya terpuruk, ” kata Hilal Khashan, profesor ilmu politik di Universitas Amerika di Beirut.
Tanpa restu Iran dan Suriah
Sementara Lina Khatib, dari lembaga pemikir Chatham House, Inggeris mengatakan, ini adalah pertama kali sejak berakhirnya perang saudara Lebanon (1990) seorang presiden Lebanon dipilih tanpa “restu” sebelumnya oleh Iran dan oleh rezim Suriah yang digulingkan.
“Penerimaan Hizbullah atas pemilihan Aoun menggarisbawahi bahwa mereka tidak mampu lagi mendikte agenda politik Lebanon,” katanya kepada AFP.
Perubahan terkait status quo politik di Lebanon terjadi akibat langsung perubahan geopolitik yang lebih besar di Timur Tengah di mana pengaruh Iran di kawasan tersebut memudar, ” jelas dia.
Di pihak lain, terpilihya Aoun untuk mnengisi kekosongan jabatan prsiden Lebanon juga tak lpas dari lobi lobi Amerika Serikat, Perancis, Qatar, Arab Saudi, dan Mesir
“Peran kuintet itu sangat menentukan, khususnya dukungan menit-menit terakhir dari Arab Saudi,” ujar seorang sumber diplomatik Perancis yang enggan disebutkan namanya.
Minat Saudi terhadap Lebanon menurun dalam beberapa tahun terakhir akibat pengaruh Hizbullah dan sponsornya, Iran yang notabene adalah pesaingnya dalam perebuta hegemoni di kawasan Timur Tengah.
Selain dari itu, mayoritas rakyat Iran yang menganut faham Syiah, tidak pernah akur dengan Kerajaan Arab Saudi yang menganut paham Islam Sunni.
Sementara dalam pidato pelantikannya, Aoun berkomitmen pada kebijakan netralitas positif dan hubungan yang lebih baik dengan negara-negara Arab.
Ia juga menjanjikan monopoli negara atas kepemilikan senjata, merujuk pelucutan senjata Hizbullah, yang menyimpan senjatanya pasca perang saudara berakhir pada 1990 untuk melawan pendudukan Israel di selatan.
Sumber yang dekat dengan Hizbullah dan sekutunya dari Gerakan Amal dari jubir parlemen Nabih Berri mengatakan, mereka memilih Aoun setelah memperoleh jaminan penguatan gencatan senjata dengan Israel dan nominasi nama panglima militer berikutnya.
Hilal Khashan mengatakan sekarang giliran Presiden Aoun dengan latar belakang militernya untuk membujuk Hizbullah agar meletakkan senjata yang tersisa.
“Hanya presiden yang berasal dari militer yang dapat melucuti senjata Hizbullah, terutama setelah Israel menghancurkan lebih dari 80 persen perangkat keras militernya,” jelasnya.
Pada tahap ini, Hizbullah tidak punya pilihan selain mengubah dirinya menjadi partai politik tanpa unsur atau fraksi militer.
Bagi sejmlah pengamat, perkembangan geopolitik akhir-akhir ini terutama tumbangnya rezim diktator Suriah Bashar al-Assad merupakan angin segar bagi terwujudnya perdamaian di kawasan termasuk Lebanon. (AFP/ns)