UTUSAN PBB untuk Suriah Geir Pedersen mengingatkan, konflik baru di Suriah akibat direbutnya kota kedua terbesar, Aleppo oleh pemberontak Hayat Tahrir al-Sham, Minggu (1/12) bisa jadi ancaman serius di kawasan.
“Saya menyerukan keterlibatan politik yang mendesak dan serius di antara para pemangku kepentingan Suriah dan internasional,” tutur dia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Menurut dia, perkembangan terbaru berdampak serius bagi warga sipil, dan memiliki implikasi lua bagi perdamaian, keamanan regional dan internasional.
Semetara Kepala Lembaga pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights – SOHR Rami Abdel Rahman mengemukakan, Kelompok jihad Hayat Tahrir al-Sham dan fraksipemberontak sekutunya telah melancarkan serangan kilat terhadap pasukan pemerintah Suriah yang didukung Iran dan Rusia berhasil menguasai Aleppo kecuali wilayah yang dikuasai pasukan Kurdi.
Geir Pedersen mengatakan, apa yang dilihat di Suriah saat ini adalah tanda kegagalan kolektif untuk mewujudkan sebuah proses politik yang sejati untuk menerapkan Resolusi Dewan Keamanan 2254.
Resolusi PBB yang diadopsi pada 2015 menguraikan peta jalan untuk transisi politik di Suriah, termasuk gencatan senjata nasional, penyusunan konstitusi baru, dan penyelenggaraan pemilihan umum yang diawasi PBB.
Presiden Suriah Bashar al-Assad berjanji akan mengalahkan pemberontak dan mempertahankan stabilitas dan integritas teritorialnya.
Pasalnya, pemberontak dilaporkan telah menguasai sebagian besar wilayah di Kota Aleppo yang jadi kota terbesar kedua Suriah.
Bashar besumpah, kalahkan HTS
Dalam pernyataan publik pertamanya sejak dimulainya serangan, Bashar al-Assad mengatakan pasukannya akan mengalahkan lasykay HTS yang dicapnya sebagai teroris dan beserta seluruh pendukung mereka”.
Dalam pernyataan yang dirilis oleh kantor berita negara (SANA), ia mengatakan Suriah mampu mengalahkan pemberontak tidak peduli seberapa gencarnya serangan mereka.
Sebagaimana diberitakan Sky News pada Sabtu (30/11/2024), ribuan pemberontak menguasai sebagian besar Aleppo termasuk bandara sebelum memperluas serangan kejutan ke provinsi terdekat.
Menurut sejumlah aktivis, pasukan HTS hanya menghadapi sedikit atau sama sekali tidak ada perlawanan dari pasukan pemerintah. Selain itu, ribuan anggota pemberontak juga merebut kota-kota dan desa-desa di Hama utara, provinsi tempat mereka pernah berada sebelum diusir oleh pasukan pemerintah pada 2016.
Serangan cepat dan mendadak itu sangat memalukan bagi Assad, dan menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan angkatan bersenjatanya.
Kubu pemberontak dimotori kelompok jihad Salafi, HTS dan termasuk kelompok yang didukung Turkiye, melancarkan serangan mendadak mereka, Rabu (27/11).
Mereka pertama kali melancarkan serangan bercabang dua di Aleppo dan pedesaan Idlib dan memasuki Aleppo dua hari kemudian (Jumat, 29/12) dan Sabtu (30/11) malam, merebut sedikitnya empat kota di Provinsi Hama tengah dan mengeklaim telah memasuki ibu kota provinsi tersebut.
Menurut lapora Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) berbais di Inggeris, sedikitnya 327 orang, termasuk 44 warga sipil, telah tewas sejak operasi dimulai pada Rabu dan ribuan orang juga dilaporkan telah mengungsi menyusul meningkatnya kekerasan.
Para pemberontak juga melakukan upaya untuk merebut kembali wilayah yang mereka kuasai di Hama pada 2017 tetapi gagal. Sementara itu, untuk meredam serangan besar-besaran di Aleppo dan menyelamatkan banyak nyawa, AB Suriah akan mengerahkan kembali pasukan untuk mempersiapkan serangan balik.
Eskalasi pertempuran meningkat setelah jet jet tempur Rusia dan Suriah terus menyerang kota Idlib yang dikuasai pemberontak di Suriah utara pada Minggu (1/12) . Serangan berlangsung setelah Presiden Suriah Bashar al-Asaad menyatakan akan menghancurkan pemberontak yang telah menyerbu kota Aleppo.
Suriah tak lepas dari konflik pasca kematian diktator Hafez Al Asaad, ayah Bashar Al Asaad yang memimpin negeri itu selama 30 tahun (1970 – 2000), lalu digantikannya sampai kini.
HTS sendiri adalah kelompok berafiliasi dengan Al Qaeda yang memiliki sejarah panjang dalam konflik Suriah di mana para pemimpin Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) terlibat dalam pembentukan HTS. Diperkirakan lebih 300.000 orang tewas di berbagai konflik di Suriah sejak 2003.