JAKARTA – Profesor Tjandra Yoga Aditama, seorang pakar ilmu kesehatan dan Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI, memberikan tujuh tips untuk berpuasa sehat dan bugar selama Ramadan 1444 H/2023 M.
Tips pertama adalah mengonsumsi hidangan yang terdiri dari kombinasi makanan pokok seperti beras, jagung, roti, ubi, dan lauk-pauk seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, ikan, ayam, susu dan hasil olahannya, serta sayur dan buah dalam berbagai variasinya, setiap kali berbuka puasa dan sahur.
“Hindari makanan yang terlalu asin dan tinggi lemak setiap harinya,” kata Tjandra, yang juga Mantan Direktur WHO Asia Tenggara.
Tips kedua adalah memperbanyak minum air putih, minimal delapan hingga sepuluh gelas setiap hari mulai dari waktu berbuka puasa hingga sahur.
“Sebaiknya, mulailah berbuka puasa dengan air putih dan makanan manis yang berasal dari buah-buahan, kurma dan sejenisnya. Lebih baik lagi jika setelah shalat tarawih atau menjelang tidur, Anda makan satu porsi lagi dari buah-buahan tersebut,” jelasnya.
Tips ketiga adalah tetap melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang memungkinkan. Jenis kegiatan, durasi, pemilihan waktu, dan intensitasnya dapat disesuaikan dengan usia, daya tahan tubuh, dan kondisi tubuh masing-masing.
“Yang penting, olahraga tetap perlu dilakukan selama sebulan penuh Ramadan,” ujarnya.
Tjandra mengatakan bahwa Ramadan merupakan saat yang tepat untuk berhenti merokok. Asap rokok, kata dia, membahayakan diri dan orang-orang sekitar. Jadi, sebaiknya berhenti merokok sekarang juga.
Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kabalitbangkes Kemenkes RI itu mengatakan, salah satu langkah awal yang jelas bermanfaat bagi kesehatan adalah jangan mengisap rokok saat berbuka maupun waktu puasa dan sahur.
Tips kelima, bagi mereka yang sudah memiliki penyakit tidak menular tertentu, disarankan untuk mengawasinya lebih baik.
Misalnya, lakukan kontrol tekanan darah secara rutin bagi penderita hipertensi, kontrol gula darah secara teratur bagi penyandang diabetes, dan kontrol secara rutin untuk penyakit tidak menular lainnya.
Selain itu, kenali juga gejala awal dan kemungkinan tanda-tanda kegawatdaruratan dari penyakit yang mungkin terjadi.
Tips keenam, jika diperlukan konsumsi obat-obatan rutin tertentu, seperti untuk hipertensi, kolesterol, pengencer darah, diabetes, asma, dan penyakit paru obstruktif kronik, maka sesuaikan jadwal minum obat selama bulan puasa, misalnya saat berbuka puasa, sebelum tidur dan sahur, serta minum secara teratur sesuai anjuran dokter atau petugas kesehatan.
“Tentu yang terbaik kalau obat dua kali sehari maka konsumsi setiap sekitar 12 jam, atau katakanlah pada waktu buka dan sahur yang jaraknya sekitar 10 jam. Kalau tiga kali sehari, maka idealnya setiap 8 jam sekali, kalau Ramadan, dapat dimodifikasi menjadi ketika buka, sebelum tidur dan saat sahur dan perlu konsultasi petugas kesehatan agar disesuaikan dengan obat yang diperlukan,” katanya Tjandra.
Tips terakhir, tetap jaga dan lakukan perilaku hidup bersih dan sehat dalam berbagai aspek selama sebulan menjalani ibadah puasa.
“Berilah prioritas pada kesehatan kita, ingatlah bahwa kesehatan adalah anugerah yang amat besar dari Allah SWT yang perlu selalu kita jaga,” tuturnya.
