Ragam Reaksi Pelantikan Donald Trump

0
157
Donald Trump di hari pelantikannya sebagai presiden ke-47 AS, langsung tancap gas mengeluarkan keputusan dan akan mengambil sejumlah kebijakan kontroversial.

PELANTIKAN Donald Trump sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat, Senin (20/1)  menuai ragam tanggapan dari sejumlah pemimpin dan kepala negara di dunia,  sebagian mengharapkan hubungan lebih baik dengan negara adidaya itu ke depannya.

AFP melaporkan (22/1), selain ucapan selamat, Presiden Ukraina Voldymyr Zelenskyy menilai, Donald Trump adalah sosok tegas sehingga kebijakannya mengenai perdamaian akan memperkokoh kepemimpinan Amerika.

“Mencapai perdamaian yang adil dan berjangka panjang merupakan prioritas utama,” kata Zelenskyy mengaju perang yang berkecamuk di negaranya sejak invasi Rusia pada 24 Februari hingga kini yang telah menewaskan ratusan ribu jiwa dari kedua belah pihak serta luluh lantaknya prasarana dan sarana publik di berbagai wilayah di negerinya.

Ukraina saat ini juga sangat tergantung bantuan AS terutama persenjtaan (alutsista) bernilai puluhan miliar dollar AS yang dignakan untuk mengimbangi mesin perang raksasa Rusia.Trump dalam kampanye Pilpres lalu yang kemudian dimenanginya juga melontarkan janji untuk segera menyelesaikan perang Ukraina.

Sementara Sekjen Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte menyebutkan kembalinya Trump ke Gedung Putih (sebelumnya presiden ke-45 AS pada periode 2017 – 2001) akan memaksa 31 negara anggotanya menaikkan anggaran pertahanannya.

Komentar Rutte tersebut dikaitkan dengan pernyataan-pernyataan yang sering dilontarkan Trump agar negara-negara anggota NATO lainnya memberikan kontribusi lebih sehingga tidak membenani AS.

Hari baik telah tiba

Sementara PM Israel Benjamin Netanyahu merasa yakin, hari-hari terbaik aliansi Israel dan AS telah tiba di bawah pemerintahan baru Trump.

Netanyahu menyebutkan sejumlah langkah yang dilakukan Trump dalam periode pertama kepemimpinnna (2017- 2001) yakni ditandayanganinya Perjanjian Abraham (2020) mengenai pembukaan kembali hubungan diplomatik antara Israel dan Bahrain, Sudan dan Uni Emirat Arab.

Langkah lain Trump yang dianggap menguntungkan Israel a.l penarikan diri AS dari perjanjian nuklir dengan Iran pada 2018, pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota baru Israel dan pemindahan kedubes AS ke kota suci tersebut serta pengakuan AS terhadap Dataran Tinggi Golan yang dirbutnya dri Suriah pada 1967.

Sedangkan pimpinan umat Katolik sedunia, Paus Fransiscus berharap agar Presiden Trump selain mengupayakan kemakmuran bagi penduduk AS, juga menciptakan dunia lebih adil, tanpa ada ruang untuk kebencian, diskriminasi dan pengucilan.

Paus juga meminta Tuhan untuk membimbing upaya Trump mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi di tengah berbagai tantangan global, termasuk menghadapi momok perang.

Ketua Komisi Uni Eropa  Eropa Ursula von der Leyen dalam media sosial X berharap terjalin kerjasama lebih erat antara UE dan AS dalam upaya menciptakan kemakmuran lebih baik dan memperkuat keamanan bersama.

Hubungan antara AS dan Uni Eropa agak terganggu oleh pernyataan Trum yang berniat menginvasi Pulau Greenland bekas koloni Denmark yang membentuk otoritas sendiri pada 2009.

Niat Trump untuk menginvasi Greendland adalah alasan keamanan dari kemungkinan ancaman Uni Soviet, padahal AS juga sudah menempatan sejumlah personil militernya di sana.

Sahabat terkasih

PM  India Narendra Modi nenyebut Trump sebagai sahabat terkasihnya dan berharap dapat bekerja sama dengan erat sekali lagi demi manfaat bagi kedua negara dan menciptakan masa depan lebih baik bagi dunia.

Sedangkan PM Kanada Justin Trudeau mengatakan, dengan bekerjasama, AS dan Kanada semakin kuat sehingga ia berharap dapat menjalin kemitraan yang baik dengan pemerintahan Trump.

Kanselir Jerman Olaf  Scholz dalam tanggapanya mengenai pelantikan Trump menyebutkan, AS adalah sekutu terdekat Jerman sehingga tujuan kebijakan keduanya adalah untuk membangun relasi transatlantik yang baik.

Presiden Rusia Vladimir Putin selain mengucapan selamat pada Presiden Trump juga berharap agar kontak yang terputus selama pemerintahan Presiden Joe Biden bisa disambung lagi dan ia menyambut baik pernyataan Trump tentang pentingnya upaya mencegah Perang dunia III.

Sementara Iran yang menjadi seteru AS dan dikenakan saksi embargo ekonomi sejak Revolusi Iran pada 1978, dua hari sebelum pelantikan Trump, melalui pernyataan kemenlunya  berharap agar kebijakan pemerintah AS lebih realistis  berdasarkan hukum int’l serta menghormati kepentingan negara-negara d kawasan, termasuk Iran.

Trump dalam masa jabatan pertamanya menerapkan tekanan maksimum pada Iran dengan menarik diri (2018) dari perjanjian nuklir yang diteken pada 2015 terkait pembatasan program nuklir Iran dengan keringanan sanksi.

Langsung ngegas

Pada hari pelantikannya, Senin (20/1) Trump langsung mengumumkan keputusan untuk menarik AS dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) karena mengaggap organisasi di bawah PBB Itu gagal menangani pandemi Covid-19, tidak banyak manfaatnya bagi program kesehatan global.

Trump juga menilai besarnya kontribusi keuangan yang diberikan AS kepada WHO tidak sebanding dengan jumlah yang diberikan oleh negara lain termasuk China.

Langkah kontroversial lain yang dilontarkan pada masa jabatan perama an di era kampanye diulanginya pada hari pelantikan kemarin,a.l. akan mengerahkan pasukan untuk menyetop imigran dari Meksiko dan mengusir jutaan lainnya terdiri dari para penjahat yang bermukim gelap bertahun tahun di negerinya.

Niat lainnya yakni mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, mengambil alih Terusan Panama yang dibangun AS, lalu diserahkan ke otoritas Panama, namun dianggapnya malah menguntungkan dan pengelolaanya malah diserahkan ke  China.

Kebijakan lain seperti mengutamakan warga AS (American first) untuk lebih mengedepankan kemakmuran mereka ketmbang pihak lain, misalnya dengan pengenaan tarif bea masuk tinggi juga dicemaskan oleh mitra-mitra dagangnya.

Wait and see sepak terjang Trump selanjutnya. (Reuters/AFP/ns)

 

 

 

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here