Rakyat Gaza Semakin Miskin

0
299

PALESTINA – Seusai perang dan perjanjian gencatan senjata antara perlawanan Palestina, HAMAS, dengan pasukan penjajah Zionis yang dimediatori Mesir pada 26 Agustus 2014 lalu, masih menyisakan masalah. Serangan dan pelanggaran yang dilakukan Zionis Israel terus saja berlangsung kepada rakyat Palestina.

Pengkhianatan Zionis atas perjanjian itu turut memperburuk keadaan ekonomi rakyat Palestina. Khususnya di Jalur Gaza, sejak awal 2015 sudah 30 pedagang Palestina ditangkap Pasukan Zionis. Bahan kebutuhan pokok menjadi sulit untuk masuk ke Jalur Gaza, pasar menjadi sepi dari barang dagangan.

Di sisi lain, hampir setiap hari pula, para nelayan di Jalur Gaza mengalami tekanan. Selain pengurangan jarak melaut yang menjadi 6 mil, mereka menjadi sasaran penangkapan, interogasi dan serangan pada perahu-perahunya, mulai dari penenggelaman hingga penembakan yang mengenai mereka atau mengenai perahu-perahu mereka secara langsung.

Shaidi, 40 tahun, Nelayan Gaza mengatakan, kapal-kapal perang Zionis sengaja menarget para nelayan dan memburu perahu-perahu mereka di dalam perairan yang masih diperbolehkan untuk menangkap ikan, seperti pada jarak 6 mil, sehingga mereka tidak bisa bekerja dengan kebebasan penuh.

Pasukan penjajah Zionis juga mencegah masuknya bahan fiber glass yang khusus digunakan untuk memperbaiki perahu, dengan dalih bahwa bahan-bahan tersebut digunakan untuk membuat roket oleh perlawanan Palestina. Akibatnya, lebih dari  150 nelayan tidak bisa memperbaiki perahu-perahu mereka yang rusak akibat tembakan pasukan zionis tersebut.

Sementara itu, Pusat Statistik Palestina merilis, untuk tetap bertahan hidup para perempuan di Palestina harus berkerja. Jumlah pekerja perempuan di Pasar Palestina 2015 ini, sebanyak 265 ribu wanita. Sektor jasa dan pertanian adalah sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja perempuan, sekitar 57 persen. Sekitar 20 persen lainnya diserap sektor pertanian (termasuk peternakan). Sementara itu jumlah pengangguran perempuan selama 2014 sekitar 97,4 ribu wanita.

Dikutip dari Infopalestina.com, kondisi terkini di Gaza, bagi perempuan dan nenek-nenek untuk mendapatkan sepotong roti, mereka harus menjual unggas piaraan mereka yang tersisa. Seperti yang dilakukan Ummu Khalid. Ibu dengan 10 anak ini tidak mampu mengobati anak-anaknya yang menderita sakit. Makan sehari-hari didapat dari hasil menjual ayam dan burung.  Keluarga ini menjadi korban agresi terakhir Israel ke Jalur Gaza. Meski mereka selamat dari senjata mematikan Israel, sebagian besar unggas piaraan mereka mati terkena serangan Israel.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here