Rudal “Storm Shadow” ancam Rusia

Rudal jelajah Storm Shadow berjangkauan 560 km buatan Inggeris dan Perancis ini akan dikirim ke Ukraina untuk melawan Rusia.

DAYA pukul pasukan Urkaina bakal meningkat tajam jika Amerika Serikat dan Inggeris mencabut pembatasan penggunaan rudal jarak jauh untuk melawan mesin perang raksasa Rusia.

Ukraina, seperti dilaporkan BBC,  telah lama menanti dan berharap akan mendapatkan rudal jelajah “Storm Shadow” atau “bayang-bayang topan” buatan patungan Inggeris-Perancis berjangkauan sampai 560 kmdan dibandrol satu juta dolar AS (sekitar Rp15 miliar).

Rudal yang semula dikembangkan sejak 1994 oleh Matra dan Britih Aerospace sekarang diproduksi oleh MBDA disebut oleh Perancis  SCALP (Système de Croisière Autonome à Longue Portée atau  Sistem Rudal Jelajah Jarak jauh.

SCALP atau Storm Shadowberjangkauan  sekitar 560 km (350 mil), didukung oleh turbojet berkecepatan subsonik Mach 0.8 dan dapat dibawa oleh pesawat tempur Tornado (buatan konsorsium Eropa), SAAB Gripen (Swedia),  Mirage dan Rafale (Perancis).

Rudal dilengkapi hulu ledak BROACH, fitur muatan penetrasi awal untuk membongkar lapisan tanah atau menghantam  bunker, kemudian penundaan variabel fuze untuk mengontrol ledakan hulu ledak utama.

Bobot rudal SCALP sekitar 1.300 kilogram (2.900 lb), diameter tubuh maksimum 48 cm (19 inci) dan lebar sayap tiga meter (120 inci).

Target SCALP a.l pusat komando, pengendali dan sistem  komunikasi, pangkalan udara dan laut, pembangkit listrik,  penyimpanan amunisi; kapal permukaan dan kapal selam dan sasaran strageis lainnya.

Sebagai rudal jelajah, SCALP mengikuti jalur semi-otonom, pada ketinggian rendah dipandu oleh GPS dan pemetaan medan ke area target.

Begitu mendekati target, rudal menanjak tajam, lalu menukik untuk untuk mendapatkan sudut dan penetrasi terbaik terhadap sasaran yang sudah teridentifikasi seperti bunker-bunker atau perlindungan bawah tanah.

 Berharap sangat  

Ukraina sangat mengharapkan pasokan rudal jarak jauh seperti Storm Shadow guna membalas aksi bombardemen terhadap berbagai sarana umum, generator listik, pusat industri dan apartemen hunian yang dilancarkan Rusia ke wilayahnya.

Kyiv mengeluh, tanpa kemampuan menyerang pangkalan-pangkalan sumber serangan, sama saja dengan memaksa mereka berperang dengan satu tangan tetap terikat ke belakang.

Ukraina memang mengoperasikan drone jarak jauhnya sendiri yang inovatif dan efektif yang terkaang  berhasil mengejutkan Rusia dan mampu menyasar ratusan kilometer ke wilayah Rusia, namun drone-drone itu hanya mampu membawa amunisi ringan dan mudah terdeteksi lawan.

Aliran persenjataan untuk Ukraina dari Barat  bisa jadi bisa mengubah konstelasi perimbangan militer di medan tempur, membuat Ukraina mampu melancarkan ofensif seperti yang dilakukan merebut wilayah Kursk, Rusia 7 Agustus lalu.

Namun di sisi lain, peningkatan kemampuan tempur Ukraina juga bakal memperpanjang konflik, menjauh  dari upaya dan prakarsa perdamaian yang dilakukan berbagai pihak. (BBC/ns)

 

 

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here