Sebagian Wilayah Aceh Masuk Musim Kemarau, Waspada Potensi Karhutla

ilustrasi kemarau

BANDA ACEH – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa sebagian wilayah Provinsi Aceh mulai masuk musim kemarau. Sehingga, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi kebakaran permukiman dan kebakaran hutan serta lahan (karhutla).

Menurut Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar, Miftahul Jannah, saat ini sebagian besar wilayah Aceh sudah memasuki musim kemarau.

BMKG, kata Sultan, memperkirakan cuaca di Aceh dalam tiga hari ke depan akan cenderung cerah berawan di hampir seluruh wilayah provinsi tersebut.

Suhu udara di Aceh berkisar antara 23 hingga 34 derajat Celsius untuk wilayah dataran rendah dan 18 hingga 26 derajat Celsius untuk wilayah dataran tinggi di Aceh tengah.

Meskipun memasuki musim kemarau, masih ada daerah dengan potensi hujan intensitas ringan hingga lebat dalam tiga hari ke depan di wilayah barat Aceh, seperti Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya, dan sekitarnya, terutama pada sore hari. Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada Juni hingga Agustus.

BMKG mengingatkan agar masyarakat tidak membakar sampah sembarangan atau membuka lahan dengan cara membakar karena dapat meningkatkan risiko kebakaran.

Beberapa daerah, seperti Kabupaten Aceh Besar, Aceh Tengah, Aceh Timur, dan Bener Meriah, telah terpantau memiliki titik panas pada Rabu kemarin.

“Untuk wilayah-wilayah tersebut kemarin terpantau 12 titik panas dengan kategori sedang. Sedangkan hasil pantauan pada Kamis ini dari pukul 00.00 WIB hingga 09.00 WIB tidak ada titik panas,” ujar Sultan.

Kecepatan angin di Aceh umumnya bertiup dari timur laut hingga selatan dengan kecepatan berkisar antara 5-20 kilometer per jam. Tinggi gelombang laut di Aceh masih dalam kategori rendah hingga sedang, sekitar 0,1-2,5 meter, yang masih aman untuk aktivitas perairan dan penyeberangan, termasuk rute Banda Aceh-Sabang dan Meulaboh-Sinabang.

“Masih relatif aman untuk aktivitas perairan dan khususnya daerah penyeberangan. Untuk tinggi gelombang lintas penyeberangan, Banda Aceh-Sabang dan Meulaboh – Sinabang berada pada kategori tenang hingga rendah,” tuturnya.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here