JAKARTA – Serangan udara mendadak yang dilakukan oleh militer Israel di Jalur Gaza pada 18 Maret telah menyebabkan setidaknya 730 warga Palestina kehilangan nyawa.
Serangan ini terjadi meskipun sebelumnya telah dicapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera pada Januari. Selain itu, militer Israel juga mengeluarkan perintah evakuasi bagi penduduk di Gaza bagian utara.
Serangan yang terus berlangsung serta pemindahan paksa warga Gaza ini memicu kecaman dan tekanan dari komunitas internasional yang menyerukan penghentian serangan serta kelanjutan gencatan senjata demi perdamaian.
Berikut adalah beberapa reaksi dan kecaman dari berbagai pihak terhadap Israel, yang dikutip dari berbagai sumber.
1. PBB: Perintah Evakuasi Israel Meluas hingga 14 Persen Wilayah Gaza
PBB melaporkan bahwa perintah evakuasi yang dikeluarkan Israel kini telah mencakup sekitar 14 persen dari total wilayah Gaza. Serangan udara besar-besaran dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan ratusan korban jiwa.
Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, Senin (24/3/2025), mengungkapkan bahwa Israel juga baru saja mengeluarkan perintah evakuasi di Rafah, yang mencakup sekitar 2 persen wilayah dan berdampak pada lima distrik.
“Dengan arahan terbaru ini, total area yang diperintahkan untuk dievakuasi dalam sepekan terakhir mencakup sekitar 14 persen dari Jalur Gaza, ditambah dengan zona ‘terlarang’ yang luas di sepanjang perbatasan dan koridor Netzarim,” katanya.
Mengutip data dari Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Dujarric menyebutkan bahwa sedikitnya 124.000 orang kini menjadi pengungsi baru.
“Sejumlah besar orang dilaporkan mencari perlindungan di rumah sakit,” ujar Dujarric.
2. Jerman Kecam Ancaman Israel untuk Menghancurkan Gaza
Pemerintah Jerman mengecam keras pernyataan Menteri Pertahanan Israel yang mengancam akan melakukan “penghancuran total” terhadap Gaza.
Dalam konferensi pers di Berlin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Christian Wagner, menegaskan bahwa pernyataan Kepala Pertahanan Israel, Israel Katz, “tidak dapat diterima.”
Wagner menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi terkini, termasuk serangan udara yang semakin intensif dan meningkatnya jumlah korban sipil akibat pengeboman tersebut.
“Hal ini sangat mengkhawatirkan, tidak hanya karena membahayakan nasib para sandera yang tersisa, tetapi juga karena membuat situasi kemanusiaan di Gaza kembali menjadi bencana,” tuturnya.
3. Perdana Menteri Palestina: Dunia Harus Mengakui Kerusakan di Gaza
Perdana Menteri Palestina, Mohammad Mustafa, mendesak komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghentikan serangan di Gaza.
“Kita tidak bisa berdiam diri terhadap pelanggaran berat hukum internasional dan hak-hak rakyat Palestina. Komunitas internasional harus mengakui besarnya skala kehancuran di Jalur Gaza. Sangat penting untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas tindakannya,” kata Mustafa dalam konferensi pers bersama Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas di Ramallah.
Ia juga berterima kasih kepada Uni Eropa atas dukungan mereka terhadap Palestina dan menyerukan agar Palestina diberikan kendali penuh atas wilayahnya yang diduduki, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.
“Kami mengajak Uni Eropa untuk berpartisipasi aktif dan berkontribusi dalam konferensi rekonstruksi yang akan digelar di Kairo pada Mei mendatang,” ujarnya, menambahkan bahwa konferensi tersebut merupakan langkah penting dalam mendukung pemulihan Gaza dan rakyat Palestina.
4. Senator Bernie Sanders Desak AS Hentikan Bantuan Militer untuk Israel
Senator Amerika Serikat, Bernie Sanders, kembali menyerukan agar Washington menghentikan pasokan senjata ke Israel.
Dalam pernyataannya di platform X pada Senin (24/3/2025), Sanders menuding Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza selama 22 hari.
“Dia melanggar gencatan senjata, melanjutkan kembali serangan pengeboman yang telah menewaskan lebih dari 50.000 orang. Sekarang, dia mengancam pendudukan jangka panjang di Gaza,” kata Sanders.
Pernyataan Sanders disampaikan setelah tentara Israel meluncurkan serangan udara mengejutkan di Jalur Gaza pada 18 Maret, menewaskan sedikitnya 730 orang meski kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dicapai pada Januari.
“TIDAK ADA LAGI BANTUAN MILITER UNTUK MESIN PERANG NETANYAHU,” kata Sanders.
5. Qatar Kutuk Pengusiran Warga Palestina dan Perluasan Permukiman Ilegal
Kementerian Luar Negeri Qatar mengecam keras kebijakan Israel yang menggusur warga Palestina dari Jalur Gaza serta memperluas permukiman ilegal bagi warga Israel di Tepi Barat.
“Negara Qatar mengutuk, dengan keras, pengumuman rezim penjajah Israel tentang pendirian badan yang menargetkan penggusuran warga Palestina dari Jalur Gaza, serta pemisahan 13 area permukiman ilegal di Tepi Barat yang membuka jalan bagi legitimasi mereka sebagai permukiman kolonial,” kata Kemlu Qatar dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan Kemlu Qatar itu juga menegaskan bahwa segala bentuk penggusuran warga Palestina merupakan “pelanggaran terang-terangan” terhadap hukum humaniter internasional.
Qatar juga menyoroti bahwa kebijakan ini bertentangan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2334, yang secara tegas menolak tindakan Israel dalam mengubah demografi serta status wilayah Palestina yang diduduki sejak 1967.