Jakarta – Dompet Dhuafa dan Titimangsa menghelat teater musikal pada Kamis (03/10/2024) di Gedung Kesenian Jakarta. Teater Musikal ini untuk mendukung aksi perjuangan bangsa Palestina. Dengan tajuk “Tanah Yang Terpenjara, Lantangkan Suara Untuk Palestina”, teater musikal ini menyajikan jalan cerita perjuangan rakyat dan bangsa Palestina dibawah agresi militer Israel.
Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republikas, Ahmad Juwaini dalam sambutannya menyatakan bahwa aksi kepedulian terhadap Palestina tidak boleh surut. Teater ini mengingatkan kita bahwa Palestina masih berjuang untuk meraih kemerdekaan.

“Bangsa Palestina masih ada, dan dengan asa yang memuncak untuk merdeka dari penjajahan”. Ucap Ahmad Juwaini dalam sambutannya.
Dua tokoh utama dalam teater ini, Hasan (45) yang merupakan seorang ayah dari anak laki-laki bernama Abdel (10), yang merupakan penduduk Gaza, Palestina. Di ceritakan bahwa Hasan telah kehilangan istri dan anak-anaknya yang lain dalam peristiwa genosida yang dilakukan oleh Israel.

Disuatu ketika ketika rudal-rudal jelajah Israel menghantam Gaza, Hasan meminta anaknya untuk bersembunyi di sebuah bangunan sekolah untuk menyelamatkan diri. Hasan yang kemudian kembali ke rumahnya untuk mengambil mainan anaknya yang tertinggal, lantas kembali lagi ke tempat persembunyian Abdel.
Hasan tersentak dan seketika lemas, ketika mendapati gedung sekolah tempat persembunyian anaknya luluh lantak di hantam misil Israel. Hasan kemudian mendapati anak satu-satunya yang tersisa, kini juga telah tiada.
Disisi lain, Diva (22) seorang wanita asal Jakarta, yang ikut peduli dengan kondisi Palestina, ikut menyumbangkan dana untuk membantu warga Palestina yang ingin menyebrang ke Mesir melalui Rafaah. Donasi yang dikumpul masyarakat dunia, terhenti tak terdistribusi, imbas dari blokade yang dilakukan oleh Israel.


Selain aksi teatrikal, seni tari dan puisi juga menghipnotis penonton yang hadir. Para Pembaca puisi begitu menghayati setiap sajak dengan gesture yang ekspresif, seolah-olah bait demi bait puisi tersebut, merasuk hingga ke dalam jiwa penonton.


sebagai informasi, Titimangsa merupakan wadah yang bergerak dengan konsentrasi pada beragam minat yang berhubungan dengan karya sastra, kepenulisan, dan seni peran atau seni pertunjukan (teater). Secara harfiah, Titimangsa merujuk pada titian proses perjalanan dalam saat atau waktu yang tepat.
Sebagai ide dari suatu wadah, pembentukan Titimangsa dicetuskan bukan karena hasrat atau ambisi yang muluk, seperti, target kesuksesan apalagi demi popularitas. Melainkan, lebih didorong pada pemikiran ihwal keperluan akan suatu sarana berkesenian yang secara khusus berkonsentrasi pada upaya adaptasi karya sastra Indonesia ke dalam seni pertunjukan (teater).
Hasil dari penjualan tiket konser ini, sepenuhnya akan disumbangkan ke masyarakat Palestina melalui Dompet Dhuafa.