NEPAL- Bantuan internasional mulai tiba di Nepal, sejak Senin (27/4/2015) setelah gempa meluluhlantakkan negara Himalaya dengan populasi 28 juta orang itu, Sabtu (24/4/2015). Sampai berita ini diturunkan sudah 4000 orang yang teridentifikasi tewas dan 6500 lebih luka-luka.
Kepala Pasukan Respon Bencana Nasional dari India (NDRF), salah satu organisasi asing pertama yang tiba di Nepal untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan mengatakan, menemukan korban dan mayat orang mati di bawah reruntuhan akan memakan waktu. Hal itu karena, alat berat tidak bisa masuk ke banyak jalan-jalan sempit di ibu kota Kathmandu
“Anda harus memindahkan semua puing-puing ini, sehingga akan memakan banyak waktu …. Saya pikir itu akan butuh bermingu-minggu,” kata Direktur NDRF Jenderal OP Singh kepada saluran televisi India NDTV pada Senin.
Warga Kritik Pemerintah
Bantuan yang lambat kepada korban, warga Nepal mulai mengkritik pemerintah, “Pemerintah tidak melakukan apa-apa bagi kami,” kata Anil Giri, bersama dengan sekitar 20 relawan, sedang mencari dua orang rekan mereka yang diduga terkubur di bawah reruntuhan.
“Kami membersihkan puing-puing dengan tangan kosong kami,” imbuhnya
Pejabat Nepal mengakui mereka kewalahan akan besarnya skala bencana.
“Tantangan besar adalah bantuan,” kata Kepala Sekretaris Leela Mani Paudel, pejabat tinggi Nepal. “Kami mendesak negara-negara asing untuk memberikan bantuan khusus dan tim medis. Kami benar-benar putus asa dan mengharapkan lebuh banyak ahli (dari negara) asing untuk melalui krisis ini.”
Situasi dilaporkan lebih buruk di wilayah terpencil di luar Kathmandu. Jalan utama tertutup longsor, akses lain terbatas dan warga hanya bertahan dengan makanan yang bisa mereka temukan tanpa bantuan dari luar. -CNN/MEP