KIEV – Konflik kekerasan yang terus berlangsung di Ukraina menyebabkan 1,3 juta warga termasuk anak-anak mengalami krisis air bersih karena pipa-pipa salurannya sudah hancur. Perwakilan UNICEF untuk Ukraina, Giovanna Barberis mengatakan, warga yang terkena dampak krisis air bersih kebanyakan berada di wilayah Donetsk dan Luhanks.
“Air bersih sangat dibutuhkan anak-anak dan orang dewasa untuk dikonsumsi,” kata Barberis dikutip dari laman resmi UNICEF, Rabu (15/07/2015).
Lebih dari 470 ribu warga termasuk 118 ribu anak-anak di wilayah yang dikuasai pemberontak Ukraina, Luhanks, juga mengalami kesulitan mengakses sumber-sumber air bersih. Mereka terpaksa mengandalkan bantuan air bersih jika ada truk yang membawa suplai air atau berjalan ke desa-desa tetangga mencari sumur yang masih berfungsi.
Kota Mariupol, yang berpenduduk sebanyak 500 ribu jiwa dan berada di bawah kontrol pemerintah, sudah tidak menerima pasokan air dari saluran air Severskiy Donnets-Donbass yang hancur karena pengeboman.
Penduduk Mariupol kini hanya memenuhi kebutuhan air dari sumur cadangan yang setiap hari semakin berkurang. Hujan yang jarang turun dan cuaca yang panas membuat kondisi menjadi semakin buruk.
“UNICEF dan mitranya telah membantu lebih dari 550 ribu warga di Donetsk dan Luhanks agar dapat mengakses kebutuhan air bersih. Namun masih dibutuhkan bantuan kemanusiaan lainnya untuk memenuhi pasokan air serta sanitasi,” kata Debires.