Ulama RI Berupaya Damaikan Afghanistan

0
479
MUI menjadi tuan rumah Forum Tripartit ulama Pakistan, Afghanistan dan Indonesia guna mendamaikan konflik AFghanistan yang sudah berlangsung sejak 40 tahun lalu.

RI sesuai amanat konstitusi untuk mewujudkan perdamaian dunia, proaktif mengupayakan penyelesaian konflik berkepanjangan di Afghanistan yang melibatkan antarfraksi dan pemerintah serta kekuatan asing.

Forum Tripartit terdiri dari perwakilan ulama Afghanistan, Pakistan dan RI sebagai tuan rumah akan digelar di Jakarta pertengahan Maret diharapkan menjadi peace building dan peace process (bina damai dan proses damai) untuk memayungi pertemuan-pertemuan selanjutnya.

Pakistan sendiri, menurut catatan, selain negara Islam dengan tapal batas ribuan kilometer dengan Afghanistan, menanggung beban ekonomi dan keamanan serta ribuan nyawa pasukannya serta menjadi aksi-aksi teroris dari tetangganya itu.

Negeri tersebut telah menghabiskan dana sekitar 35 milyar dolar AS sejak 2003 untuk mengamankan 2.650 Km tapal batasnya dengan Afghanistan guna mencegah penyusupan teroris, mendeploi 150.000 anggota pasukannya.

Sekitar 30-ribu anggota pasukan Pakistan tewas di berbagai operasi militer di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan sejak 2001.

Menlu Retno LP Marsudi dalam wawancara dengan Kompas, membayangkan, hasil rembuk ulama Tripartit berbentuk seruan perdamaian diantara mereka sendiri dan kemudian berproses menuju perdamaian yang hakiki, mengakhiri 40 tahun pertumpahan darah di negeri itu.

“Entah berupa fatwa atau (bentuk seruan-red) lainnya. Kita lihat saja nanti, “ tutur Retno seraya menambahkan, pertemuan Tripartit ulama tersebut akan menjadi pijakan bagi program bina damai dan proses damai mengingat 90 persen penduduk Aganistan adalah pemeluk Islam.

Forum Tripartit ini, kata Menlu, merupakan kelanjutan forum bilateral sebelumnya antara ulama Indonesia dan Afganistan yang digelar Ferbruari lalu, dan selanjutnya akan diperluas menjadi Forum Internasional.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Forum Tripartit akan bertindak selaku pelaksana yang akan menentukan jumlah delegasi dan pihak mana yang akan diundang, sementara pemerintah RI hanya sebagai fasilitator.

Sebelumnya berkali-kali upaya damai berujung kegagalan, dan kali ini RI , dipercaya menggelar Forum Tripartit, menurut Retno, karena dianggap tidak memiliki “interest” politik dan ekonomi di negeri itu selain juga melihat reputasi RI bagi penyelesaian konflik.

Libatkan Kekuatan Global
Konflik Afganistan melibatkan kekuatan global yakni Amerika Serikat bersama Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Rusia dan Pakistan serta kelompok utama Mujahiddin dan Taliban telah mencabik-cabik dan merenggut ribuan nyawa rakyat, juga para pihak yang terlibat.

Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) mencatat, 1,2 juta pengungsi di dalam negeri, 2,4 juta pengungsi di Pakistan dan satu juta di Iran, bahkan sekitar 70 persen penduduk di kota-kota besar tinggal di kamp pengungsi.

Intervensi AS di Afganistan diawali Operasi Kebebasan Abadi (Endurance Freedom) pada 7 Oktober 2001 untuk menumbangkan rezim Taliban yang menolak menyerahkan pimpinan al-Qaeda Osama bin Laden yang diduga dibalik serangan teroris ke Washington dan New York, 11 Sept. 2001.

Sejak saat itu, AS terus melipatgandakan jumlah pasukannya di Afganistan dari sekitar 10.000 personil pada 2002 menjadi 100.000 personil di tahun 2009, bahkan ditambah kontingen dari sejumlah negara NATO, jumlah pasukan asing di Afganistan pada 2012 mencapai 150.000 personil.

Jumlah korban tewas yang tercatat sejak 2001 a.l. 2.000 personil tentara AS, 6.500 personil militer Afghanistan dan sekitar 13.000 warga sipil.

Taliban yang mengontrol hampir separuh wilayah Afghanistan tidak pernah mengakui pemerintah Kabul sejak kepemimpinan Presiden Hamid Karzai pada 2001 hingga Presiden petahana Ashraf Ghani dan juga menolak mediasi Rusia dan Iran serta seruan AS untuk memulai proses damai.

Pendekatan antara pemerintah dan Taliban terjadi saat pemunculan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) di Afghanistan pada 2014, namun pasca takluknya NIIS di seluruh front tahun lalu, perseteruan antara pemerintah Kabul dan Taliban mencuat kembali.

Bagi RI, mewujudkan perdamaian adalah amanah konstitusi, sedangkan perdamaian di antara sesama mukmin adalah perintah Allah yang tertulis di kitab Suci Al Quran (QS Al Hujurat:10).

Semua terpulang kembali pada rakyat Afghanistan,

Advertisement div class="td-visible-desktop">