103 Warga Palestina Dibantai Israel Setiap Hari, 223 Lainnya Terluka  

Jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel dikuburkan di tanah kosong di sekitar jalanan di Jabalia, Gaza, Palestina (9/12/2023). (Foto: ANTARA/Anadolu/Fadi Alwhidi)

JAKARTA – Organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa melaporkan bahwa pasukan Israel telah membunuh setidaknya 103 warga Palestina dan melukai 223 lainnya setiap hari dalam serangan yang berlangsung di Jalur Gaza.

Dalam pernyataannya, Kamis (27/3/2025), Euro-Med Human Rights Monitor menyatakan bahwa sejak melanjutkan operasi militer di Gaza pada 18 Maret, Israel terus melakukan pembunuhan massal dan melukai ratusan orang setiap harinya.

“Israel tidak pernah berhenti menggunakan taktik genosida lainnya sebelum 18 Maret dan telah memberlakukan kondisi hidup yang mematikan sejak 7 Oktober 2023, yang dirancang untuk memusnahkan populasi Palestina di Gaza, termasuk kelaparan dan pengetatan blokade ilegal,” tuturnya

Pada 18 Maret, Israel melancarkan serangan udara mendadak yang mengakibatkan 855 korban jiwa dan hampir 1.900 orang terluka.

Serangan ini juga menghancurkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang sebelumnya disepakati pada Januari.

Di saat yang sama, Israel tetap menutup perbatasan Gaza, sehingga bantuan kemanusiaan dan pasokan makanan tidak bisa masuk ke wilayah yang dihuni oleh 2,4 juta penduduk tersebut.

Menurut laporan, pasukan Israel terus membombardir rumah-rumah yang masih dihuni warga, mengakibatkan banyak korban tewas.

Tanpa alasan militer yang jelas, serangan terhadap rumah-rumah yang masih berdiri maupun tenda pengungsi semakin sering terjadi.

“Ini adalah bagian yang jelas dari kebijakan sistematis Israel yang bertujuan membunuh warga Palestina, menghancurkan hidup mereka, dan memaksakan kenyataan mengerikan yang membuat mereka tidak dapat bertahan hidup,” ucapnya.

Euro-Med Monitor juga mengutip kesaksian bahwa warga sipil yang mencoba melarikan diri ditembak mati oleh tentara Israel, dan jasad mereka dibiarkan tergeletak di jalanan.

Saat ini, sekitar 50.000 warga Palestina masih terjebak di daerah kecil di Rafah, di tengah serangan udara, penembakan, dan penggerebekan yang terus berlanjut.

Dalam kurun waktu satu minggu saja, lebih dari 200.000 warga Palestina telah dipaksa mengungsi, sementara ribuan lainnya masih mencari tempat perlindungan.

Kelompok hak asasi tersebut menyoroti bahwa sikap diam komunitas internasional justru memberi Israel keberanian untuk terus melancarkan serangan terhadap warga Palestina.

Israel juga dianggap telah mengabaikan hukum internasional, termasuk perlindungan khusus terhadap kantor-kantor PBB dan para pekerjanya, yang dikategorikan sebagai kejahatan berat dan harus segera ditangani.

Oleh karena itu, Euro-Med Monitor menyerukan kepada negara-negara di dunia untuk segera bertindak dan menghentikan genosida yang terjadi di Gaza.

Mereka menekankan bahwa warga sipil Palestina harus dilindungi dengan segala cara yang memungkinkan, blokade harus dicabut secara total dan segera, serta perlintasan perbatasan harus dibuka tanpa hambatan.

Selain itu, mereka juga menuntut tindakan nyata untuk mencegah pembunuhan massal serta upaya pengusiran paksa yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 50.200 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas akibat serangan militer Israel, sementara lebih dari 113.900 orang lainnya mengalami luka-luka.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here