5 Amal Jariyah yang Pahalanya Tidak Terputus meski Telah Meninggal

Ilustrasi wakaf. (Foto: Ist)

JAKARTA – Sebagai umat Islam, tentu kita menginginkan masuk surga. Selain karena sifat Mahabesar Allah SWT, salah satu faktor yang memungkinkan kita masuk surga dan selamat di akhirat adalah pahala yang telah kita kumpulkan selama di dunia.

Amal jariyah merupakan salah satu amalan yang bisa kita persiapkan. Seperti firman Allah dalam surah Al-Hasyr ayat 18:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr: 18)

Allah memerintahkan manusia untuk memikirkan hari akhirat dan mempersiapkan diri. Setiap amalan yang dilakukan manusia akan dimintai pertanggungjawabannya dan akan mendapatkan balasan sesuai dengan perbuatannya.

Oleh karena itu, jangan sampai kita menyesal setelah sampai di akhirat. Allah SWT telah memberikan banyak waktu dan kesempatan bagi kita untuk mempersiapkannya saat di dunia.

“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, anak saleh yang selalu didoakan orang tuanya.”  (HR Muslim)

Berikut ini lima hal yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan amal jariyah:

1. Mengajarkan Ilmu Bermanfaat

Salah satu amal jariyah adalah ilmu yang bermanfaat, seperti yang dijelaskan dalam hadits di atas. Untuk mendapatkan pahala jariyah dari ilmu yang bermanfaat, kita bisa mengajarkan langsung ilmu tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan. Menuliskannya dalam buku atau media yang dapat diakses atau dibaca orang banyak, atau menyampaikannya dalam forum yang tepat.

Dalam Islam, ilmu sangat bernilai tinggi. Seluruh kehidupan manusia tidak ada satupun yang bisa dilakukan tanpa ilmu yang benar. Kemajuan teknologi bahkan kemudahan-kemudahan yang bisa kita dapatkan pun karena buah dari ilmu pengetahuan. Apalagi jika berkenaan dengan ilmu keislaman. Seperti yang disampaikan ayat berikut ini:

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Maidah: 11)

2. Mendidik Anak dan Keluarga yang Saleh

Anak dan keluarga adalah titipan dari Allah SWT. Tidak salah jika Allah menjadikan doa anak yang saleh sebagai amal dan pahala jariyah. Untuk bisa menjadikan anak yang saleh tentu saja butuh usaha dan pendidikan yang kuat dari orang tuanya.

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS At-Taghabun: 15)

3. Sedekah Jariyah dalam Bentuk Barang

Sedekah jariyah yaitu menggunakan harta atau barang yang kita miliki untuk sesuatu yang bermanfaat dan selama barang tersebut ada, bisa dimanfaatkan, dan tidak berkurang nilainya maka pahalanya akan terus mengalir kepada kita.

Untuk mengamalkannya kita bisa memberikan barang-barang yang bermanfaat dan bernilai seperti Al-Qur’an, Kitab, kendaraan, rumah, bangunan, atau fasilitas apapun yang bisa digunakan oleh banyak orang.

Saat ini banyak juga orang-orang di pelosok daerah yang sedang belajar Islam namun mereka kekurangan Al-Qur’an dan sumber-sumber buku belajar Islam. Untuk itu, Mushaf Al-Qur’an adalah salah satu bentuk sedekah jariyah yang bisa sahabat lakukan juga untuk membantu mereka yang sedang berjuang mempelajarinya.

Kamu bisa melakukannya lewat program Sedekah Qur’an yang Dompet Dhuafa laksanakan untuk masyarakat di wilayah-wilayah pelosok Indonesia. Selain bisa membantu mereka, tentu besar sekali pahala serta kebermaknaannya jika bisa membantu mereka.

4. Membangun Fasilitas Umum

Masih ingat kisah sumur raumah yang Ustman bin Affan beli dari seorang Yahudi, lalu secara cuma-cuma ia berikan untuk fasilitas umum? Sumur tersebut pun bisa digunakan oleh umat Islam maupun umat Yahudi saat itu.

Utsman bin Affan sangat termotivasi untuk menjadikan sumur tersebut sebagai lahan amal jariyah dan pahala yang besar. Maka ia pun tak ragu untuk mengeluarkan hartanya di jalan Allah. Apalagi saat itu memang umat Islam pun tengah mengalami musim paceklik dan hanya ada sumur tersebut milik yahudi yang bisa dimanfaatkan.

Motivasi Utsman pun lahir karena seruan dari Rasulullah SAW,

“Wahai sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surga-Nya Allah Ta’ala,”.

5. Berwakaf Tunai dengan Harta yang Dimiliki 

Menurut para ulama, sedekah jariyah yang dimaksud dalam hadis tentang amal jariyah adalah bisa dalam bentuk wakaf. Namun, jangan khawatir jika belum bisa berwakaf dalam bentuk bangunan, tanah, rumah atau aset yang bernilai besar lainnya.

Kamu bisa mulai berwakaf dengan tunai atau disebut juga dengan wakaf tunai. Wakaf tunai bisa dalam bentuk uang, surat berharga yang nantinya diserahkan kepada lembaga wakaf terpercaya. Nominal dari wakaf tunai tidak ditentukan atau dibatasi, kita bisa memulainya sesuai dengan kemampuan.

Nantinya, uang atau surat berharga tersebut akan dikumpulkan bersama uang dari pewakif lainnya dan akan diwujudkan dalam bentuk investasi atau hal-hal produktif yang mendatangkan keuntungan. Keuntungan tersebut akan digunakan untuk kepentingan mauquf alaih (penerima manfaat wakaf).

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS: An-Nahl: 97)

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here