JAKARTA – Sekitar 50 Doktor asal Indonesia alumni perguruan tinggi Jepang, siap berkontribusi dalam pembangunan Indonesia. Sekitar 28 orang sudah kembali ke Indonesia dan sisanya masih berada di Jepang dan negara lain dengan alasan studi dan kerterikatan kerja.
Hal itu disampaikan oleh DR. Eng. Bayu Indrawan kepada KBK, Rabu (20/05/2015) seusai pertemuan dengan petinggi Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa, di Philanthropy Building, Jakarta.
“Sebagian teman-teman sudah berada di Indonesia, sebagian lagi masih di Jepang dan beberapa negara lain, ada yang tengah menyelesaikan studi ada yang terikat kerja. Tapi pada prinsipnya kami sudah kompak dan seniat untuk berkontribusi membangun negeri sendiri,” kata Bayu.
Di sampaikan Bayu, banyak para ahli dari Indonesia yang memiliki kemampuan yang luar biasa, tapi mereka dipakai oleh negara lain. Sementara di negaranya sendiri, keahlian mereka belum terakomodir.
“Kata kuncinya adalah sinergi, pemerintah, para ahli dan pihak swasta harus bisa bergandeng- tangan untuk mengwujudkannya. Percuma kita punya para ahli, namun tidak diberi wadah untuk mengimplementasikan keahlian itu di negara kita,” jelas Bayu.
Untuk itu para alumni Doktor Jepang yang kebanyakan berlatar belakang teknik ini, membentuk organisasi yang bernama Sakura Integra, Maret 2014. Organisasi ini dibentuk di Jepang, sesuai acara pertemuan Pemuda dan Pelajar Indonesia di Tokyo.
Para Doktor ini sepakat untuk berkontribusi di Indonesia dengan membentuk program organisasi berdasarkan kompetensi yang dimiliki. Program Pertama, SakuraEdu, yang konsentrasi kepada peningkatan pendidikan. Kedua, SakuraTech yang kosentrasi pada pengembangan teknologi.
Ketiga, SakuraCons yang menyediakan tenaga ahli untuk memberikan pemecahan masalah dan perancangan teknis yang dibutuhkan di Indonesia. Keempat, SakuraR&D, yang melakukan riset untuk pengembangan pengetahuan dan produk teknik terbarukan untuk digunakan rakyat Indonesia.