JAKARTA – Meskipun wakaf bukan ibadah wajib seperti zakat dan haji, wakaf memiliki banyak keutamaan jika dilaksanakan oleh seorang muslim.
Wakaf bisa dianalogikan seperti pohon. Jika dirawat dan dikembangkan, pohon tersebut akan terus hidup bertahun-tahun dan menghasilkan banyak buah, memberikan manfaat bagi banyak orang.
Berikut ini beberapa alasan mengapa wakaf menjadi istimewa untuk dilakukan, di antaranya:
- Mengikuti Amalan Rasulullah dan Sahabat
Semasa hidupnya, Rasulullah juga berwakaf. Begitupun dengan sahabat-sahabat Rasulullah.
“Setelah Rasulullah SAW wafat, beliau tidak meninggalkan dirham, dinar, dan budak lelaki atau perempuan. Beliau tidak meninggalkan seekor bighal (yang diberi nama) al-Baidha’, senjata, dan tanah yang beliau jadikan sebagai sedekah (wakaf).” (HR Bukhari)
- Membangun Sarana yang Bermanfaat untuk Masyarakat
Hasil dari wakaf memberikan banyak manfaat, seperti pembangunan rumah sakit, sekolah untuk kaum dhuafa, rumah sakit bagi yang tidak mampu, masjid untuk sarana dakwah, dan lain-lain.
Salah satu bukti konkret manfaat wakaf dapat dilihat dari apa yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa yang mendirikan dan mengembangkan rumah sakit dhuafa dengan biaya pengobatan gratis dan fasilitas berkualitas.
- Meningkatkan Ekonomi Negara secara Makro
Salah satu contohnya yang ada di negara Turki. Wakaf mampu membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat bahkan mampu mengurangi angka belanja negara khususnya untuk kebutuhan Pendidikan. Jika konsisten dilakukan maka wakaf dapat mengangkat perekonomian makro suatu negara.
- Investasi untuk Kehidupan Akhirat
Seperti halnya investasi, manfaat wakaf tidak langsung dirasakan saat itu juga, tetapi baru akan terasa setelah beberapa waktu. Begitu pula dengan wakaf, manfaat utamanya akan dirasakan di akhirat. Namun, di dunia pun manfaat wakaf bisa dirasakan oleh orang-orang yang menerima manfaat dari aset wakaf tersebut.
“Sesungguhnya di antara apa yang dijumpai oleh seorang mukmin dari amalnya dan kebaikannya setelah dia mati itu adalah ilmu yang disebarkannya, anak shalih yang ditinggalkan, mushaf yang diwariskan, masjid yang didirikannya, rumah yang didirikan untuk ibnu sabil, sungai yang dialirkan atau sedekah yang dikeluarkan dari hartanya di waktu sehat dan hidupnya, semua dia jumpai pahalanya sesudah dia mati.” (HR Ibnu Majah)
- Pahala Wakaf Mengalir Abadi
Walaupun pewakaf sudah tiada, pahalanya terus mengalir karena memberikan hartanya untuk hal yang bermanfaat, selagi apa yang diwakakan tersebut masih ada.
“Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: ‘Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakan kepadanya’.” (HR Muslim)