BANJARAN DURNA (50)

Kata Bethara Kamajaya pada Harjuna, Bandung Bondowoso dan Sangkuriang sedang dikontrak pemerintah China.

HARJUNA meski belum bekerja sudah berani memastikan dalam hati, nantinya dialah yang berwenang memboyong Wara Srikandi. Sebab semua pesaingnya telah berguguran. Maka benar kata pengamat politik Adi Prayitno, sambil merem pun Harjuna pasti berhasil mempersunting Wara Srikandi, di mana ujung-ujungnya Harjuna merem-merem lagi.

Untuk memastikan apa saja yang harus dikerjakan, kesatria Madukara itu langsung meninjau lapangan. Dia masuk ke areal Taman Maerakaca yang terbengkelai sejak wabah Covid-19 juga mengamuk di Pancala. Kondisinya sangat memprihatinkan, mengingatkan pada Kalijodo sebelum ditertibkan Gubernur Ahok. Bedeng Pancala Fuck yang dulu selalu ramai kini sepi, bahkan ada papan tulisan: Dalam Pengawasan Pemuda Pancalongok.

“Ngapain lo lihat-lihat….”, kata seseorang berbaju militer tapi motif kain lurik, sementara topinya berupa blangkonnya tidak jelas model Yogya atau Solo. Sikapnya garang sekali.

“Memangnya lihat-lihat saja nggak boleh Mas?” jawab Harjuna mencoba ramah.

Harjuna kemudian memperhatikan, lelaki berseragam militer ini ternyata tidak ngambah lemah ujung kakinya. Dengan kata lain dia bukan makhluk manusia biasa, tetapi bangsa lelembut (makhluk halus). Harjuna bisa mengetahuinya karena dia memiliki minyak Jayeng Katon pemberian Begawan Wilwuk dari pertapan Pringcendani.

Dulu dia diberinya 1 galon Aqua, tapi karena banyak yang ngabar (menguap) kini tinggal setengahnya. Kehebatan minyak Jayeng Katon ini adalah, tak hanya bisa mendeteksi keberadaan makhluk halus saja. Pejabat Bea Cukai, Pajak, Agraria, Kejaksaan, yang memiliki harta tak wajar bisa terdeteksi dengan mudah meski bini-bininya tak tampil hedonis di medsos. Lewat minyak Jayeng Katon pula, pejabat yang berkelit lewat dana hibah bakal ketahuan juga.

“Saya kasih tahu ya Mas, lokasi ini mau ditertibkan dan dirapikan. Karenanya kalian saya mohon pergi dari Taman Maerakaca ini, tanpa kompensasi sepeserpun.” Kata Harjuna mulai tegas.

“Enak saja. Dengan ganti untung saja kami ogah, apa lagi ini mau gratisan, nggak bisa. Biarkan kami tetap di sini, atau jika Pancala terganggu keberadaan kami, pindah saja negeri Pancala berikut istananya.” Kata  jin berbaju militer bermotip lurik itu.

Harjuna kaget. Jin-jin yang menyerobot lahan Taman Maerakaca, kok malah minta negeri Pancala-nya yang disuruh pindah. Ini kan penyelesaian model Wapres Indonesia berikut menteri BUMN-nya, ketika menyikapi kasus depo BBM Plumpang. Wah, sudah nggak bener ini. Jin preman itu lalu dikepretnya. Dia kabur, tapi balik lagi sudah bersama puluhan temannya, mirip demo dengan panasbungnya.

Meski dalam kondisi puasa, bagi Harjuna mah, itu urusan kecil. Ketika jin-jin itu main keroyokan, dengan mudah Harjuna mengibaskannya dan mereka lari terbirit-birit. Dikejarlah jin-jin dari Pemuda Pancalongok itu. Tapi sewaktu memasuki sebuah gang, eh mendadak ketemu Bethara Kamajaya, dewa paling tampan se kahyangan dan Asia Tenggara.

“Lho, kok pukulun Bethara Kamajaya ada di sini? Apa maaf, pukulun menjadi becking atau korlapnya para jin Pemuda Pancalongok itu?” pertanyaan Harjuna dengan takzin.

“Enak saja, ya nggaklah! Saya nggak tahu dengan jin-jin itu, buser dari mana mereka. Justru aku kepengin ketemu kau, karena ingin membantu.” Jawab Bethara Kamajaya.

Harjuna pun lalu bercerita bahwa dirinya sedang jadi finalis pasanggiri revitalisasi Taman Maerakaca. Sudah banyak sponsor dari berbagai perusahaan. Ada pabrik cat Hersubeno Paint, ada semen Sint Gerung dari Sentul, juga baja ringan dan kayu kamper dari Kalimantan. Insya Allah dalam tempo sebulan sudah jadi kembali Taman Maerakaca, menjadi lingkungan yang asli, ramah anak bapak dan emak-emak.

“Lama amat seminggu. Mari ulun bantu, hanya semalam langsung jadi itu Taman Maerakaca. Percayalah…..” kata Bethara Kamajaya lagi, yang dulu punya usaha penerbitan UPI di Yogyakarta dan terbitkan almenak Dewi Sri.

“Pukulun pasti minta tolong Sangkuriang dari bumi Pasundan atau Bandung Bondowoso dari Prambanan.” Ujar Harjuna sok tahu.

Lagi-lagi Bethara Kamajaya tertawa. Katanya, Bandung Bondowoso dan Sangkuriang sedang tidak ada di Indonesia. Mereka dikontrak pemerintah China untuk mengerjakan berbagai proyek apartemen yang harus jadi dalam semalam, atau paling lama 24 jam. Rupanya presiden China Xi Jinping terpesona oleh legenda Jawa Tangkuban Prahu dan kisah Rara Jongggrang lewat ceritanya Presiden Jokowi.

                                                                                          (Ki Guna Watoncarita)