Berharap Restu Ibu yang Sedang Koma

PARUNG – Ibu Suyati yang sedang koma di ruang High Care Unit (HCU) RS RST Dompet Dhuafa, Parung, Jumat (1/5/2015), mendadak memberikan respon positif, tubuhnya mulai memanas, beberapa indera mulai bergerak meski masih belum maksimal. Padahal beberapa hari dirawat di sana, belum ada perkembangan yang menggembirakan.

Respon itu muncul karena Marlina Kurnia Binti Suyati (28) anak ibu itu, meminta restu kepadanya untuk menikah dengan Nugraha (28) lelaki pilihannya. Pernikahan itu dilangsungkan di samping pembaringan sang Ibu yang sedang berjuang melawan penyakitnya.

Sedianya, pernikahan itu akan dilaksanakan setelah lebaran tahun ini. Namun karena ibu yang dicinta mendadak sakit, maka pernikahan disegerakan agar si ibu pun segera merasakan kebahagian, karena anak yang disayangnya sudah menikah.

Ini memang peristiwa yang tidak biasa, karena HCU adalah ruang perawatan kritis, sehingga tidak boleh banyak orang untuk memasukinya. Namun karena ini adalah peristiwa penting bagi pasien dan sekalian sebagai bentuk terapis psikolgis untuk meningkatkan harapan sembuh, maka dengan alasan kemanusiaan pihak RST memberikan ijin untuk berlangsungnya pernikahan tersebut.

Hanya saja, tidak semua sanak famili yang bisa menyaksikan acara itu. Pihak RST hanya memberikan izin kepada 9 orang saja; penghulu, kedua mempelai dan saksi dari masing-masing mempelai.

“Saya terima nikahnya, Marlina Kurnia Binti Suyati dengan mas kawin….,” ijab dan qabul terdengar lantang disuarakan oleh mempelai pria yang dibimbing penghulu setempat.

Pernyataan sah dari saksi, memberikan getaran kehidupan pada ibu Suyati yang sedang tergantung pada alat bantu pernapasan itu.  Air jernih tergenang di kedua sudut mata Bu Suyati.

“Saya mewakili dari pihak keluarga mengucapkan banyak terimakasih kepada RST. Dompet Dhuafa karena sudah bisa mengijinkan acara ini berlangsung di rumah sakit,” ucap Anang Kurniawan, Perwakilan Keluarga dari pihak mempelai perempuan.

Pihak Manageman RST Dompet Dhuafa, Wasiah R, mengatakan, tujuan mereka positif. Sehingga ketika pihak keluarga mengajukan surat permohonan untuk meminta menikah di samping ibunya yang tengah terbaring sakit di HCU. pihak manajemen menyetujui dengan memberikan syarat pihak keluarga harus mematuhi aturan yang berlaku.

Akhirnya di hari itu, keharuan dan kebahagiaan itu tidak saja dirasakan oleh kedua mempelai dan keluarga. Seluruh keluarga besar RST Dompet Dhuafa dan pasien yang tengah dirawat di sana, juga ikut merasakan kebahagiaan yang sama. Mereka tahu, yang dirawat di HCU adalah pasien kritis. Akan tetapi disaat pasien tengah kritis melawan penyakit, ada secercah harapan dengan kehadiran anak yang melaksanakan ijab qabul.

“Mudah-mudahan ini pertanda baik buat Bu Suyati,” ungkap Ari Wibowo, Perawat RST yang bertugas. – RST

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here