JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat dan berbagai sektor untuk bersiap menghadapi musim kemarau yang diprediksi mulai terjadi di sejumlah wilayah Indonesia pada Mei 2025.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi Pers Prediksi Musim Kemarau 2025 di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa bahwa meskipun saat ini belum memasuki musim kemarau, peringatan dini telah diberikan agar berbagai sektor dapat melakukan langkah antisipasi menjelang Mei dan puncak musim kemaraunya diperkirakan terjadi pada Juni, Juli dan Agustus.
“Mulai Mei sudah harus diwaspadai, sehingga sejak Maret ini diharapkan berbagai sektor menyesuaikan, seperti pertanian yang dapat mengatur jadwal tanam agar produktivitas tidak terganggu. Selain itu, sektor kebencanaan bisa mempersiapkan langkah mitigasi untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, terutama saat puncak kemarau pada Juni hingga Agustus,” ujar Dwikorita.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga sumber daya air, mengingat potensi penurunan curah hujan di sejumlah wilayah. Mumpung masih ada hujan, perlu dilakukan langkah-langkah persiapan menuju musim kemarau untuk mencegah dampak yang lebih besar.
BMKG memprediksi bahwa curah hujan akan mengalami variasi di berbagai wilayah Indonesia sepanjang musim kemarau 2025.
BMKG berharap informasi ini dapat menjadi panduan bagi masyarakat dan pemerintah daerah dalam mengambil langkah-langkah antisipatif guna mengurangi dampak musim kemarau terhadap lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.