
MOSKOW – Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Kamis (13/3/2025), menyatakan bahwa Rusia setuju dengan usulan Amerika Serikat terkait gencatan senjata di Ukraina. Namun, ia menekankan bahwa gencatan senjata tersebut harus menyelesaikan akar permasalahan konflik agar dapat menciptakan perdamaian jangka panjang.
Dalam konferensi pers bersama Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, di Moskow, Putin menegaskan bahwa Rusia mendukung penyelesaian perang dengan cara damai.
“Kami setuju dengan usulan untuk menghentikan permusuhan, tetapi kami melihat fakta bahwa gencatan senjata ini harus dapat mengarah pada perdamaian jangka panjang dan menghilangkan penyebab awal krisis ini,” kata Putin.
Ia juga mengapresiasi perhatian Presiden AS, Donald Trump, terhadap upaya menemukan solusi atas konflik ini. Putin menambahkan bahwa Rusia akan mempertimbangkan langkah-langkah berikutnya dalam mengakhiri perang berdasarkan perkembangan situasi di lapangan.
Putin menyebut gagasan gencatan senjata di Ukraina sebagai langkah yang tepat, tetapi masih terdapat sejumlah permasalahan yang perlu dibahas lebih lanjut.
Ia menekankan perlunya diskusi lebih lanjut dengan pihak Amerika Serikat, termasuk kemungkinan komunikasi langsung dengan Presiden Trump.
“Dan, saya pikir, kami perlu berbicara dengan rekan dan mitra Amerika kami. Mungkin dengan menghubungi Presiden Trump,” katanya.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa pemantauan gencatan senjata akan menjadi tantangan besar mengingat panjangnya garis perbatasan antara Rusia dan Ukraina.
Mengenai situasi di wilayah perbatasan Rusia, khususnya di Kursk, yang sempat menjadi target serangan Ukraina pada Agustus lalu, Putin menyatakan bahwa wilayah tersebut kini sepenuhnya berada di bawah kendali militer Rusia.
Ia juga menyebut bahwa pasukan Ukraina di sana telah terisolasi sepenuhnya. Berdasarkan kondisi ini, Putin berpendapat bahwa Ukraina seharusnya mempertimbangkan gencatan senjata selama 30 hari.
Sementara itu, Ukraina telah menyatakan kesediaannya untuk mendukung gencatan senjata 30 hari dengan Rusia setelah pertemuan di Jeddah, Arab Saudi, yang dihadiri oleh delegasi Ukraina serta perwakilan AS yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dan Penasihat Keamanan Nasional, Mike Waltz.
Pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut tidak mencantumkan jaminan keamanan dari AS dalam hal Rusia melanggar gencatan senjata.
Namun, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dalam pesan videonya, mengonfirmasi bahwa pembahasan mengenai jaminan keamanan telah dilakukan dan akan dibahas lebih lanjut jika gencatan senjata resmi diterapkan.