spot_img

Covid-19 Ciptakan 11 Ribu Yatim Piatu

ASA akan menjalani kehidupan lebih baik terbuka lagi bagi Alviano Dava Raharjo (10) disapa Vino setelah ia kehilangan kedua orang tua yang menjadi sandarannya akibat  terpapar Covid-19 persis pada hari Idhul Adha 1442 H, 20 Juli lalu.

Vino sempat menjalani isolasi mandiri bersama salah seorang kerabat ayahnya di rumah peninggalan orang tuanya di Kutai Barat, Kalimantan Timur, sebelum akhirnya ia diantarkan untuk selanjutnya diasuh oleh neneknya di Desa Purworejo, Kab. Sragen, Jawa Tengah.

Ia  sempat menjalani isolasi mandiri bersama salah seorang kerabat ayahnya di rumah peninggalan orang tuanya di Kutai Barat, Kalimantan Timur, sebelum akhirnya ia diantarkan untuk selanjutnya diasuh oleh neneknya di Desa Purworejo, Kab. Sragen, Jawa Tengah.

Anak tunggal pasutri Lina Safitri  yang meninggal saat mengandung enam bulan  dan Kino Rahajo yang mencari nafkah dengan berjualan pentol keliling dari rumah ke rumah itu kini sebatang kara, padahal anak seusia dia memerlukan asuhan dan bimbingan orang tua.

Selain akan diangkat anak pungut oleh Bupati Kutai Barat FX Yapan dan diberi sepeda, Vino juga menerima bantuan dari berbagai pihak, dari instansi seperti Dinas Perlindungan anak dan Pemberdayaan Perempuan, Dinas Kesehatan serta  perorangan setelah kemalangan yang menimpanya viral di media.

“Saya prihatin atas kejadian ini dan saya sudah mengirim orang untuk menemui keluarga anak ini dan meminta langsung kepada mereka agar Vino bisa tinggal bersama kami di Kubar,” kata FX Yapan kepada media di kantor Bupati Kubar.

Namun tak hanya Vino,  Kementerian Sosial mencatat ada 11 ribuan anak berstatus yatim piatu yang memerlukan pengasuhan dan perhatian setelah nyawa orang  tua mereka  tidak tertolong akibat terpapar Covid-19.

“Sejauh ini data akurat “by name and by address” terkait anak yatim, piatu atau yatim piatu masih dalam proses pengumpulan di lapangan, “ kata Mensos Tri Rismaharini di lama resmi Kemensos (6/8).

Hal senada disampaikan Direktur Rehabilitasi Sosial Kemensos Kanya Eka Santi yang menyebutkan, belum diperoleh angka resmi, namun dari asumsi, 17 persen korban tewas (sampai 7 Agustus 105.598 orang) akibat Covid-19 berusia antara 25 sampai 45 tahun dengan satu anak, dipekirakan ada 11-ribuan yatim piatu.

Selain itu, data kemensos juga mencatat cukup tingginya angka anak-anak yang terpapar Covid-19  (350.000 orang) dan 777 orang meninggal akibat penularan virus corona yang terus bermutasi membentuk varian baru.

Selain melakukan pendataan, Kemensos juga memberikan dukungan melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial mencakup pemenuhan kebutuhan obat-obatan, vitamin, tes swab atau PCR, vaksinasi, konseling anak serta keluarganya serta  kebutuhan dasar anak lainnya.

Kemensos juga mereunifikasi anak dengan keluarga besarnya serta memfasilitasi pengasuhan alternatif melalui oleh orang tua asuh, wali, pengangkatan anak dan pengasuhan melalui panti.

Pendataan bagi para yatim piatu khususnya yang kehilangan orang tua mereka akibat Covid-19,  juga sistem penanganan terstruktur dengan payung hukum dan perundang-undangan perlu dirumuskan agar mereka terlindungi.

“Jangan sampai, sudah jadi yatim piatu, terlantar dan masa depan mereka gelap pula”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

spot_img

Related Articles

spot_img

Latest Articles