Covid-19 varian baru ditemukan di AS

Ilustrasi pandemi Covid. Covid-19 varian baru NB1.81. dilaporkan terdeteksi di AS, sementara varian lain juga muncul di Singapura dn Thailand (ilustrasi: Kompas.com)

PROGRAM pemeriksaan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mendeteksi sejumlah kasus varian COVID-19 baru, salah satunya varian NB.1.8.1.

CBS melaporkan (22/3), kasus  yang dikaitkan dengan lonjakan besar virus tersebut di China itu dilaporkan memapar sejumlah turis yang tiba di bandara California, negara bagian Washington, Virginia, dan wilayah New York City.

Dari hasil pengurutan yang dipublikasikan di basis data virus GISAID atau Inisiatif Global untuk Berbagi Semua Data Influenza,  kasus tersebut berasal dari turis yang bepergian ke luar negeri  termasuk Jepang, Korea Selatan, Prancis, Thailand, Belanda, Spanyol, Vietnam, China, dan Taiwan.

Sampai saat ini, masih belum ada tanggapan langsung dari perwakilan CDC.

Kasus paparan virus NB.1.8.1 kini juga dilaporkan oleh otoritas kesehatan di negara bagian lain, termasuk Ohio, Rhode Island, dan Hawaii.

Di negara bagian California dan Washington, kasus paling awal terjadi pada akhir Maret dan awal April.

Para ahli telah mengamati varian tersebut, yang kini dominan di China dan terus meningkat di beberapa wilayah Asia.

Data awal dari para peneliti di China menunjukkan varian NB.1.8.1 tidak lebih baik dalam menghindari sistem imun dibandingkan dengan varian lainnya.

Namun varian tersebut memang memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mengikat sel manusia, yang menunjukkan bahwa varian tersebut lebih mudah menular.

Sementara Kasus COVID-19 di DKI Jakarta dilaporkan relatif terkendali. Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati, tidak ada tren peningkatan kasus signifikan dalam beberapa waktu terakhir seperti dilaporkan banyak negara tetangga termasuk Singapura.

“Perlu kami tekankan, tidak ada kematian yang dilaporkan akibat Covid-19 selama periode 2025, dan hingga saat ini, tidak ditemukan adanya tren peningkatan kasus di Jakarta,” beber Ani dalam keterangan tertulis, saat dikonfirmasi detikcom Jumat (23/5).

Dinkes DKI mencatat sedikitnya 35 kasus positif COVID-19 dari awal Januari hingga 20 Mei 2025. Puncak kasus terjadi pada Januari dengan total 25 kasus. Setelahnya, tren laporan kasus COVID-19 terus menurun.

Meski situasi tersebut menandakan kondisi COVID-19 DKI Jakarta relatif aman, Ani tetap mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan lonjakan kasus, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Terlebih, saat sedang bergejala atau melihat lingkungan sekitar jatuh sakit, mengingat, peningkatan kasus COVID-19 tidak hanya terjadi di Singapura, melainkan Thailand, Hongkong, hingga terbaru di India.

Sedangkan kenaikan kasus COVID-19 di India memicu otoritas setempat kembali mengimbau penggunaan masker, kebersihan tangan, dan vaksinasi, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.

India mengalami peningkatan ringan, tetapi para pejabat mengatakan situasinya tetap terkendali menyusul laporan media tentang meningkatnya kasus di Hong Kong, Singapura, dan Thailand.

“Hingga 19 Mei, India hanya ada  257 kasus aktif, semuanya tergolong ringan. Tidak ada rawat inap atau kematian yang dikaitkan dengan peningkatan saat ini,” demikian dilaporkan Gulf News, Jumat (23/5). (detikhealth/ns)

Waspada dan waspada!

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here