Delapan presiden Korsel bernasib tragis

Setelah gelombang demo massa dan akhirnya dikuatkan keputusan MK, Presiden Korsel Yoon Suk Youl dipecat (4/4).

JADI orang nomor 1 di negeri ginseng Korea Selatan ternyata tidak selalu berakhir dengan “happy end”, tapi justeru bernasib tragis, mulai dari dilengserkan, dibui hingga bunuh diri.

Peristiwa teranyar seperti dilaporkan AFP, Presiden Yoon Suk Yeol resmi dicopot dari jabatannya setelah Mahkamah Konstitusi menguatkan hasil pemakzulan oleh parlemen Korsel, Jumat (4/4).

Pencopotan Yoon  menyusul keputusannya menetapka  status darurat militer yang hanya bertahan sekejap, lalu berujung menjadikannya sebagai presiden kedua dalam sejarah Korsel yang resmi dicopot dari jabatannya dan presiden ketiga yang dimakzulkan DPR.

Yoon juga mencatat sejarah kelam sebagai presiden pertama yang ditangkap saat masih menjabat, meskipun kemudian dibebaskan karena alasan prosedural.

Berikut adalah sejumlah mantan pemimpin Korea Selatan yang karier politiknya berakhir tragis, dikutip dari kantor berita AFP:

1.

Yoon Suk Yeol: Dimakzulkan, ditangkap Yoon menjabat sejak Mei 2022. Masa pemerintahannya diwarnai berbagai kontroversi, hingga akhirnya mengumumkan dekrit darurat militer pada 3 Desember 2024.

Deklarasi darurat militernya ditolak parlemen, yang kemudian berujung pada pemakzulan.

Yoon juga menghadapi dakwaan pidana pemberontakan, yang bisa berujung pada hukuman penjara seumur hidup, bahkan hukuman mati.

Ia sempat menolak diperiksa dan menghindari penangkapan selama berminggu-minggu, hingga akhirnya ditahan pada Januari dan dibebaskan tidak lama setelahnya.

Takluk keputusan MK

Setelah keputusan Mahkamah Konstitusi, Yoon harus angkat kaki dari kediaman resmi presiden dan kehilangan seluruh pengawalan keamanan.

Korea Selatan kini bersiap menggelar pemilihan umum dalam waktu 60 hari. Preside berikutnya yang bernaib tragis:

Park Geun-hye (2016): dimakzulkan oleh parlemen pada Desember 2016. Keputusan tersebut dikukuhkan oleh MK pada Maret 2017, yang berujung pada dakwaan pidana dan penahanan. Putri mantan diktator Park Chung-hee ini merupakan presiden perempuan pertama Korea Selatan.

Ia sempat membangun citra sebagai pemimpin bersih dari korupsi. Namun, ia terbukti menerima dan meminta puluhan juta dolar dari sejumlah konglomerat, termasuk Samsung.

Lee Myung-bak: Presiden konservatif ini memimpin dari 2008 hingga 2013, lalu dijatuhi hukuman 15 tahun penjara pada Oktober 2018 atas kasus korupsi besar-besaran, termasuk menerima suap dari Samsung.

Sebagai imbalan, Lee membantu ketua Samsung saat itu, Lee Kun-hee, yang tengah tersangkut kasus penggelapan pajak. Pada Desember 2022, Lee mendapatkan pengampunan dari Presiden Yoon Suk Yeol.

Roh Moo-hyun: Bunuh diri Roh Moo-hyun menjabat presiden dari 2003 hingga 2008. Dikenal sebagai sosok liberal yang mendukung hubungan damai dengan Korea Utara, Roh bunuh diri dengan melompat dari tebing pada Mei 2009.

Sebelumnya, ia tengah diselidiki atas dugaan gratifikasi dari seorang pengusaha sepatu sebesar 1 juta dollar AS untuk istrinya dan 5 juta dollar AS kepada kerabat dekat.

Chun Doo-hwan: Hukuman mati yang diringankan Chun Doo-hwan, dikenal sebagai “Jagal Gwangju”, merupakan pemimpin militer yang memerintahkan penindakan keras terhadap pemberontakan di Gwangju pada 1980.

Pada 1996, Chun dan Roh dijatuhi hukuman atas kudeta 1979, insiden Gwangju, serta kasus korupsi. Chun divonis mati, namun hukumannya diubah menjadi penjara seumur hidup. Setelah menjalani dua tahun penjara, ia mendapat amnesti pada 1998.

Park Chung-hee (1979)  yang memimpin secara otoriter sejak 1961, tewas ditembak kepala Badan Intelijen saat jamuan makan malam pada Oktober 1979.

Kematian Park memicu kekacauan politik. Chun Doo-hwan dan Roh Tae-woo, yang kala itu menjabat jenderal, memanfaatkan situasi tersebut untuk melancarkan kudeta pada Desember 1979.

7.

Yun Po-sun  digulingkan melalui kudeta militer yang dipimpin oleh Park Chung-hee pada 1961. Meski tetap menyandang jabatan presiden secara nominal, kekuasaan sesungguhnyaberpindah ke tangan militer hingga akhirnya Yun digantikan usai pemilu 1963.

8.

Syngman Rhee (1960): Presiden pertama Korsel ini terpilih pada 1948, namun harus mengundurkan diri akibat protes besar-besaran yang dipimpin mahasiswa pada 1960.

Aksi itu dipicu kecurangan pemilu yang bertujuan memperpanjang masa jabatannya. Rhee kemudian mengasingkan diri ke Hawaii, tempat ia meninggal dunia pada 1965.

Kekuasaan, selain harus disyukuri, juga harus dipertanggungjawabkan di akhir jabatan. Jika lolos pun dari peradilan di dunia, peradilan di akhirat tetap menanti. (AFP/ns)

 

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here