Di Mars diyakini ada sumber air

0
163
Para ilmuwan makin meyakini adanya danau an sumber air di Mars walau tanda-tanda kehidupan, dalam bentuk yang paling sederhana sekali pun, belum dktemukan.

PARA ilmuwan, menurut laporan the Guardian memperkirakan, sumber air dalam jumlah besar kemungkinan terperangkap jauh di dalam kerak Mars, sehingga memicu pertanyaan baru tentang adanya kehidupan di planet itu.

Setelah astronot Amerika Serikat, Neil Amstrong  menjadi manusia yang memapakkan kakinya di bulan pada 21 Juli 1969, kini orang mengejar ambisi menuju Mars yang berjarak pada titik terdekat sekitar 56 juta Km, dalam kondisi normal 225 juta km dan titik terjauh 401 km.

Dengan teknologi yang dimiliki saat ini, diperkirakan antara bumi dan mars dalam kondisi normal(225 juta km), bisa ditempuh dalam waktu sembilan bulan (sekitar 275 hari) dengan wahana transportasi berkecepatan sekitar 3.400 km per jam (sekitar Mach-3).

Sebenarnya, tiga miliar tahun lalu, manusia sudah emperkirakan,  Mars tidak hanya memiliki danau dan sungai, tapi juga lautan di permukaannya, tapi ketika planet ini kehilangan atmosfernya, semua lenyap dan yang terlihat saat ini hanyalah es permafrost di kutub-kutub planet.

Meski sbagia air diperkirakan menguap di luar angkasa, The Guardian melaporkan, dari hasil penelitian menunjukkan kemungkinan itu bukanlah perkiraan seutuhnya karena air bisa saja terkandung dalam mineral, terkubur sebagai es, atau bahkan dalam bentuk cair,  jauh di bawah kerak planet.

Para ilmuwan pun memperhitungkan, sejumlah besar air dalambentuk cair dapat ditemukan terperangkap di dalam bebatuan sekitar 11,5-20 km di bawah permukaan Mars.

Lautan di dalam Mars

Dalam jurnal ilmiah National Academy of Sciences, Wright dan rekan-rekannya melaporkan penghitungan mereka berdasarkan data gravitasi Mars dan pengukuran yang direkam oleh pendarat InSight milik NASA.

Pengukuran ini mengungkap bagaimana kecepatan gelombang seismik yang disebabkan oleh gempa Mars dan tumbukan meteorit berubah seiring dengan kedalaman di dalam kerak planet merah tersebut.

“Kerak tengah yang bebatuannya retak dan berisi air cair paling pas untuk mengonfrimasi data seismik dan gravitasi,” kata Wright. Seraya menambahkan, jika pengukuran di lokasi pendarat Insight mewakili seluruh planet, jumlah air yang terperangkap dalam retakan batuan akan mengisi lautan sedalam 1-2 km di Mars.

“Di Bumi, air tanah di bawah tanah menyusup dari permukaan, dan kami menduga proses ini juga terjadi di Mars pada saat kerak bagian atas Mars lebih hangat daripada saat ini.

Meski hasil penelitian tidak mengesampingkan kemungkinan air  telah hilang ke luar angkasa atau terperangkap dalam mineral, Wright menyebutkan,  para ilmuwan mungkin bisa menilai kembali kontribusi relatif berbagai mekanisme yang berbeda terhadap hilangnya air permukaan Mars di masa lalu.

Sementara National Aeronautics and Space Administration (NASA) mengonfirmasi keberadaan sedimen danau kuno di planet Mars.

Penjelajah Perseverance NASA yang telah mengumpulkan data di Mars ,menurut penelitian yang diterbitkan pada 26 Jan. 2024 ditemukan keberadaan sedimen danau kuno menyimpan air yang pernah mengisi cekungan raksasa di Mars yang disebut Kawah Jerezo.

Posisi Mars

Mars adalah planet  terdekat keempat dari matahari yang namanya diambil dari dewa perang Romawi dan sering dijuluki sebagai “planet merah” karena tampak dari jauh berwarna kemerah-kemerahan  disebabkan oleh keberadaan besi oksida di permukaannya.

Selain merupakan planet bebatuan dengan atmosfir tipis di  permukaan Mars terdapat kawah, gunung berapi, lembah, gurun, dan tudung es, sedangkan periode rotasi dan siklus musim di Mars mirip dengan bumi.

Di Mars berdiri Olympus Mons, gunung tertinggi di Tata Surya, dan Valles Marineris,  lembah terbesar di Tata Surya. Selain itu, di belahan utara terdapat cekungan Boralis meliputi 40 perse ermukaan Mars.[8]

Lingkungan Mars lebih bersahabat bagi kehidupan dibandingkan keadaan planet Venus namun kondisinya  keadaannya tidak cukup ideal untuk manusia.

Suhu udara yang cukup rendah dan tekanan udara yang rendah, ditambah dengan komposisi udara yang sebagian besar karbondioksida, menyebabkan manusia harus menggunakan alat bantu pernapasan jika ingin tinggal di sana.

Misi-misi ke planet merah ini, sampai penghujung abad ke-20 belum menemukan jejak kehidupan di sana, meskipun yang amat sederhana.

Namun Iptek terus berkembang dan siapa tau, entah kapan,  suatu saat nanti saat bumi makin pengap dan padat sehingga sumberdayanya tidak mampu lagi menahan beban, orang bisa berbondong-bondong pindah ke Mars atau planet lainnya.(the Guardian, Kompas.com, Wikipedia/ns)

 

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here