JAKARTA – Situasi terkini di Palestina, khususnya Gaza, kian memburuk. Agresi brutal militer Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga Jumat (4/10/2024), menewaskan lebih dari 41.800 warga Gaza, korban luka hampir 97.000 orang. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.
Serangan Zionis juga menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza menjadi pengungsi. Mereka menghadapi kelangkaan pangan, air bersih, dan obat-obatan yang akut akibat blokade Israel.
Infrastruktur vital, seperti sekolah dan rumah sakit, mengalami kerusakan besar. Lebih dari 87% sekolah di Gaza mengalami kerusakan atau hancur total, memengaruhi pendidikan ribuan anak.
Meski menghadapi persidangan Mahkamah Internasional (ICJ) atas kejahatan genosida, bahkan diinstruksikan secara langsung melalui resolusi DK PBB untuk segera gencatan senjata, Israel tetap melanjutkan agresinya di Jalur Gaza.
Solidaritas Dompet Dhuafa Bantu Palestina
Meski belum ada tanda-tanda perang akan berhenti, Dompet Dhuafa terus memperjuangkan bantuan bagi rakyat Palestina. Lembaga Filantropi ini aktif dalam membantu Palestina melalui berbagai program kemanusiaan.
Mereka memberikan bantuan berupa paket pangan, obat-obatan, serta dukungan medis untuk warga yang terkena dampak konflik. Selain itu, Dompet Dhuafa juga menjalankan program-program pendidikan dan infrastruktur di Palestina.
Bantuan tersebut merupakan bagian dari upaya mereka untuk meringankan penderitaan masyarakat Palestina yang sedang menghadapi krisis kemanusiaan akibat konflik berkepanjangan.
Donasi dari masyarakat Indonesia menjadi sumber dukungan utama untuk berbagai program bantuan seperti Gaza Food Bank, School for Gaza, pembangunan rumah sakit di Hebron, dan sejumlah bantuan logistik dasar.
Titimangsa hingga Ratusan Kontributor Muda
Demi menyiarkan dan terus menyuarakan kepedulian terhadap Palestina, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Titimangsa menggelar teater musikal tentang Palestina pertama di Indonesia berjudul “Tanah yang Terpenjara” #LantangkanSuarauntukPalestina.
Kamis (3/10/2024), Gedung Kesenian Jakarta menjadi saksi bisu atas pertunjukan “Tanah yang Terpenjara“. Dompet Dhuafa bersama Titimangsa berhasil menyatukan ratusan penonton dalam satu tujuan, membangun solidaritas yang kuat dalam melantangkan suara untuk Palestina.
“Kami berharap melalui pertunjukan ini, masyarakat Indonesia semakin tergerak untuk membantu meringankan beban saudara-saudara kita di Palestina. Solidaritas kita sangat berarti bagi mereka yang sedang berjuang untuk kemerdekaan,” ujar Ahmad Juwaini, Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika.
Dalam kesempatan yang sama, Dompet Dhuafa bersama Gueari Galeri meluncurkan buku antologi “Sejuta Surat untuk Palestina”, yang menghadirkan 75 karya terpilih berupa surat, puisi, ilustrasi dan foto.
Antologi ini merupakan hasil kolaborasi dengan hampir 400 kontributor muda yang menyuarakan harapan, doa, dan keteguhan hati anak muda untuk mendukung kemanusiaan.
“Setiap karya dalam antologi ini dipilih berdasarkan ketulusan pesannya. Menjadi semangat yang menyala untuk terus berbicara bagi mereka yang tak bersuara, menggaungkan perdamaian dan menekankan komitmen untuk berdiri teguh menyerukan keadilan untuk Palestina dan semua umat manusia,” ungkap Caron Toshiko, Gueari Galeri, Tim Penyusun dari buku Sejuta Surat untuk Palestina.
Buku Sejuta Surat untuk Palestina bisa didapatkan dengan harga Rp250.000. Seluruh hasil penjualannya akan didonasikan untuk bantuan kemanusiaan Palestina melalui Dompet Dhuafa. Demikian juga seluruh hasil penjualan tiket teater Tanah yang Terpenjara.