LAMPUNG – Dompet Dhuafa Lampung berkomitmen turut membantu menyelamatkan masa depan anak bangsa dengan pengentasan gizi buruk melalui program kesehatan.
Menurut Laporan Studi Status Gizi Indonesia dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, prevalensi wasting di Lampung tahun 2022 sebesar 7%. Sementara di Kota Metro angka prevelensi wasting lebih besar dari Provinsi Lampung yakni sebesar 8,4%.
Pos Gerakan Sadar Gizi (GENZI) merupakan salah satu program di pilar kesehatan Dompet Dhuafa Lampung. Pos Genzi merupakan intervensi perbaikan gizi balita wasting dan berisiko wasting melalui pendidikan pangan lokal dan perubahan perilaku makan yang dilakukan secara terus menerus selama 12 hari di Pos Genzi.
Wasting merupakan kondisi berat badan anak terhadap tinggi badannya yang tidak proporsional atau sangat kurang bahkan berada di bawah rentang angka normal. Dalam kondisi wasting perawakan anak akan tampak kurus atau sangat kurus karena berat badan tidak sepadan dengan tinggi badan.
Selain risiko kematian yang tinggi, anak penderita wasting yang tidak tertangani dengan baik berisiko 3 kali lebih tinggi menjadi stunting.
Program Genzi ini bermitra dengan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) cabang Lampung dan kader posyandu setempat selaku pelaksana program.
Sejak akhir Januari lalu, program pos Genzi telah berlangsung di Kota Metro, tepatnya di Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat. Saat ini program Genzi telah memasuki tahap monitoring dan evaluasi. Total sejumlah 20 anak dan orangtua sebagai penerima manfaat program pos Genzi ini.
“Pemilihan lokasi tentu kami berkoordinasi dengan Dinkes setempat yang merekomendasikan lokus-lokus yang ada di Kota Metro, sehingga program ini benar-benar tepat sasaran dan berdampak bagi masyarakat,” ujar Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Lampung, Yogi Achmad Fajar.
Karin selaku pelaksana program Genzi dari AIMI Lampung menyebutkan bahwa setelah satu bulan hingga 2 bulan program ini berlangsung, terdapat beberapa penerima manfaat yang mengalami peningkatan berat badan. Sementara ada pula yang mengalami penurunan karena sempat sakit.
“Alhamdulillah setelah monitoring kedua, terdapat beberapa yang mengalami peningkatan berat badan,” ujarnya.