Gorontalo – banjir bandang yang menerjang Kota Gorontalo sejak Rabu (10/7/2024) menyebabkan banyak korban jiwa baik luka maupun meninggal dunia. Penyebab banjir bandang di Gorontalo dipicu oleh hujan deras di kawasan setempat.
Kondisi tersebut menyebabkan aliran Sungai Bone dan Bolango meluap ditambah aliran sungai dari Danau Limboto. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo Mahmud Baderan mengatakan, banjir sudah merendam enam dari sembilan kecamatan di Gorontalo.
“Banjir yang terjadi sejak Rabu (10/7) kemarin, semakin meluas,” ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (11/7/2024). Berikut wilayah yang terdampak banjir bandang di Gorontalo.
Wilayah yang terdampak banjir bandang di Gorontalo meliputi Enam kecamatan di Gorontalo yakni Kota Selatan, Kota Tengah, Dungingi, Kota Barat, Dumbo Raya, dan Kota Timur. Dampak banjir bandang yang mencapai 80 persen area Kota Gorontalo menyebabkan perekonomian lumpuh.
Banjir ini menyebabkan pusat pertokoan dan layanan publik terendam. Ratusan toko yang memutuskan tutup dan pemilik usaha memilih mengevakuasi barang-barangnya dari terjangan banjir.
Banjir juga menyebabkan transportasi lumpuh karena jalan di pertokoan terendam air setinggi dada orang dewasa, sementara di jalan protokol ketinggian banjir mencapai setinggi lutut.
“Kami mendirikan pos pengungsian di sejumlah titik, membangun dapur umum, teman-teman Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota maupun Provinsi Gorontalo tengah membantu evakuasi warga,” kata PJ Walikota Gorontalo Ismail Madjid.
Satu warga menjadi korban meninggal dunia, akibat tertimbun banjir. Madjid mengatakan, korban meninggal akibat bencana tanah longsor berasal dari Kelurahan Lekobalo. Dilansir dari Antara, Kamis malam, BPBD Kota Gorontalo mendata sebanyak 1.669 kepala keluarga atau mencapai 12.487 warga terdampak banjir.
Selain banjir yang merendam pusat kota, hujan deras juga memicu longsor di area tambang emas di kecamatan Bone Bolango. Setidaknya terdapat 30 orang yang dilaporkan hilang dan belum ditemukan.
“Pada hari keempat pencarian kemarin tim gabungan terkendala cuaca hujan lebat, sehingga upaya pencarian dan evakuasi tidak berjalan maksimal,” kata Heriyanto, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Provinsi Gorontalo, Kamis (11/7/2024).
Berikut daftar korban yang masih dalam pencarian:
Hartati Ibrahim (Perempuan)
Rinko Mutato (Laki-laki)
Amran Lakoro (Laki-laki)
Royan (Laki-laki)
Sarif Usman: L/45 tahun
Saeful Kadoli: L/48
tahun Isran Jabi: L/41 tahun
Moh. Akuba: L/53 tahun
Emi Pou: P/26 tahun
Usman Kalati: L/39 tahun
Joni Husain: L/63 tahun
Irianti Nusi: P/35 tahun
Sahril Lahay: L/22 tahun
Hendry Lukun: L/30 tahun
Rezky Hubu: L/18 tahun
Abdul Ishak Yusuf: L/48 tahun
Jefnizaldi Mohune: L/
Ariel Mohune: L/
Simin Isa: L/43 tahun
Zulkifli Isa: L/23 tahun
Zulkarnain S.Isa: L/21 tahun
Anjas:L/23 tahun
Arman Rauf: L/22 tahun
Rizki Rauf : L/17 tahun
Delvia Wartabone: P/37 tahun
Risky Saputra Ipango: L/22 tahun
Rolis Atiki: L/43 tahun
Don Sadu: L/50 tahun
Sri Yulfina Mopoliwu: P/20 tahun
Jamaludin Tomaili: L/22 tahun
Daftar korban meninggal Kebanyakan para korban hilang ini adalah pekerja tambang. Diduga masih ada korban lainnya yang belum dilaporkan keluarga atau bos pemilik lubang tambang.
“Tidak semua bos tambang mengenal pekerjanya, ada yang diajak oleh temannya untuk bekerja, ada juga pekerja individu yang tidak terikat oleh pemilik lubang,” ujar Hendra warga Suwawa Timur. Sedangkan korban yang meninggal sebanyak 23 orang,
Fatma Afita/ P/40 tahun
Dewa Saputra/L/4 tahun
Samsiar/L/48 tahun
Alfian Manege/L/17 tahun
Lukman/L/
Alfian Mamonto/L/28 tahun
Rahmat Nurhamidi/L/21 tahun
Rina Muhammad/P/50 tahun
Ramlah Kumuria/L/40 tahun
Rudin Kunye /L/55 Thn
Mr X: (Rizaldi Abdullah L/29 tahun, Pentadio Timur)
Hendra Pakaya L/30 tahun
Pandris Uno L/47 tahun
Roy Kushina:L/22 tahun
Arjun Djafar : L/22 tahun
Risno.Jafar:L/48 tahun
Hamdan Moh.Kango/L/50 tahun
Aprianto Yusuf : L/ Mr. X: (Ka Pulu) Ipen Towalu L/48 tahun,
Pilohayanga Kevin Pakaya L/17 tahun,
Asparaga Samsir Tohopi L/36 tahun,
Bulota Limboto Sarinda Igi Risa:P/42 tahun