SEMARANG – Ada 29 daerah di Jawa Tengah yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan, kekeringan terjadi di wilayah bagian selatan meliputi Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sragen.
Selain itu wilayah bagian tengah yang notabene daerah dataran tinggi atau pegunungan dan bagian utara meliputi Brebes, Blora, dan Grobogan. Ganjar menjelaskan secara prosentase sebanyak 10% wilayahnya mengalami kekeringan dan kekurangan air yang disebabkan musim kemarau.
“Pemerintah Provinsi Jateng berupaya untuk mengatasi dampak kekeringan, di antaranya memberikan bantuan air bersih ke sejumlah daerah melaui Badang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ke masing-masing kabupaten dan kota,” kata Ganjar, Jumat (31/07/2015) dilansir Suara.com.
Ganjar mengaku Pemprov Jateng mengalokasikan dana sebesar Rp 20 miliar untuk mengatasi kekeringan dan pengadaan air bersih. Lebih lanjut dia mengatakan yang masih menjadi persoalan saat ini adalah sumber air untuk irigasi pertanian. Pasalnya sejak musim kemarau sejumlah air sudah mengalami penyusutan air.
“Jika masalah air tidak terpenuhi maka petani akan mengalami gagal panen. Nanti kita carikan sumber air untuk pertanian dengan membuat sumur artenis,” ujarnya.