DAMASKUS – Krisis pangan yang melanda Suriah semakin memburuk sejak peperangan meletus pada bulan Maret 2011 silam meski hujan telah membantu sebagian warga memanen gandum pada tahun 2015.
Dua badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan, produksi pangan tetap berada jauh di bawah tingkat sebelum konflik terjadi.
“Krisis pangan telah mendorong orang ke jurang kelaparan dan kemiskinan,” kata Dominique Burgeon, Direktur Darurat dan Divisi Rehabilitasi FAO dikutip dari AFP, Jumat (24/07/2015).
Sekitar 9,8 juta orang di Suriah diperkirakan tidak aman pangan dengan 6,8 juta orang di antaranya berada dalam kondisi sangat rawan pangan. “Rawan pangan sangat parah berarti berada di tingkat kebutuhan yang memerlukan bantuan pangan dari luar,” ujar Burgeon.
Sejak Januari tahun ini saja, lebih dari setengah juta orang telah mengungsi, yang telah sangat mengganggu aktivitas pertanian dan perdagangan pangan.
“Dukungan donor mendesak diperlukan untuk memastikan petani dapat memenuhi musim tanam sereal mendatang, yang dimulai pada Oktober,” tutupnya.