WASHINTON – Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengakui kegagalannya dalam melaksanakan hukum yang mengontrol penggunaan senjata dengan akal sehat di Amerika Serikat.
Seperti dilaporkan BBC, ini adalah frustasi terbesar seorang presiden dalam menerapkan “common sense gun safety laws”.
Obama mengatakan,” ini sangat menyedihkan, tidak ada kemajuan dalam penerapan hukum, pembunuhan massal terus terulang.”
Editor BBC di Amerika Utara Jon Sopel melaporkan, dalam wawancara dengannya Obama bersumpah untuk terus mencoba menerapkan hukum itu agar tidak terjadi lagi penembakan. Namun Editor BBC melihat presiden Obama kurang yakin dengan tekadnya sendiri.
Namun, Obama mengakui bahwa hubungan ras di Amerika Serikat telah membaik selama ia menjabat menjadi presiden.
Satu Jam setelah wawancara tersebut, seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di sebuah bioskop di negara bagian AS Louisiana, menewaskan dua orang dan melukai beberapa orang lainnya sebelum menembak dirinya sendiri.
Kekuasaan Obama tinggal 18 bulan lagi, tahun ini tahun yang terparah dalam mengontrol senjata sejak ia jadi presiden negara adidaya itu tahun 2009.
“Jika Anda melihat jumlah orang Amerika yang tewas sejak 9/11 oleh terorisme, itu kurang dari 100 orang. Namun jika Anda melihat jumlah yang telah dibunuh oleh kekerasan bersenjata, sudah puluhan ribu orang,” kata Obama.
“Bagi kami tidak dapat menyelesaikan masalah ini, adalah suatu hal yang menyedihkan,” tambahnya.
Obama mendorong pejabat di seluruh Amerika Serikat untuk memperketat penggunaan senjata namun belum mampu memberikan perubahan yang signifikan.
Sebelumnya sembilan orang tewas ketika terjadi penembakan di gereja di South Carolina pada bulan Juni.