JAKARTA – Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (1/10/2024) pagi, berada dalam kategori tidak sehat dan menempati peringkat ketiga kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Oleh karena itu, disarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker, terutama saat berada di luar ruangan.
Menurut data dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.15 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta mencapai angka 172, yang termasuk dalam kategori tidak sehat.
Polusi udara didominasi oleh PM2,5 dengan konsentrasi mencapai 85 mikrogram per meter kubik.
Angka ini menunjukkan kualitas udara yang berbahaya bagi kelompok sensitif, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, karena dapat menyebabkan dampak negatif.
Situs tersebut merekomendasikan agar masyarakat menghindari aktivitas di luar ruangan, menggunakan masker, serta menutup jendela untuk mencegah masuknya udara kotor.
Kategori kualitas udara yang baik memiliki PM2,5 antara 0-50 dan tidak berdampak pada kesehatan manusia, hewan, atau tumbuhan.
Sementara itu, kategori sedang memiliki rentang PM2,5 antara 51-100, yang tidak memengaruhi kesehatan manusia, tetapi dapat berdampak pada tumbuhan sensitif.
Kategori sangat tidak sehat memiliki rentang PM2,5 antara 200-299 dan dapat membahayakan kesehatan beberapa kelompok populasi.
Kategori terakhir, yaitu berbahaya, memiliki PM2,5 antara 300-500, yang dapat menyebabkan dampak serius bagi kesehatan.
Selain Jakarta, kota dengan kualitas udara terburuk pertama adalah Kinshasa (190), diikuti Delhi (173), Baghdad (168), dan Kampala (166).