Lebih dari 270 Ribu Pengungsi Suriah Kembali sejak Jatuhnya Assad

0
156

DAMASKUS – Sejak jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad pada Desember 2024, lebih dari 270.000 pengungsi Suriah telah kembali ke negara mereka. Selain itu, lebih dari seperempat pengungsi yang masih berada di luar negeri menyatakan keinginan untuk pulang dalam beberapa bulan mendatang.

Hal ini disampaikan oleh Aseer Madaien, Wakil Perwakilan Komisariat Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Suriah, pada Selasa (11/2/2025).

Ia menjelaskan bahwa sejak 8 Desember, ketika koalisi militan menggulingkan pemerintahan Assad, UNHCR mencatat lonjakan signifikan dalam jumlah pengungsi yang kembali ke Suriah.

“Kami telah memantau kembalinya 270.000 pengungsi Suriah sejak transisi politik dimulai,” kata Madaien.

“Jika ketersediaan layanan penting membaik, kami memperkirakan jumlah ini akan semakin bertambah,” lanjutnya.

Survei UNHCR di kawasan tersebut mengungkap bahwa 27 persen pengungsi Suriah yang disurvei berencana untuk kembali dalam setahun ke depan, meningkat drastis dibandingkan hanya 1 persen pada tahun sebelumnya.

“Peningkatan ini signifikan dan mencerminkan tumbuhnya kepercayaan warga Suriah untuk kembali ke tanah air,” ujar Madaien.

Namun, meskipun jumlah pengungsi yang pulang meningkat, banyak yang masih ragu untuk kembali karena berbagai tantangan yang ada.

Beberapa faktor utama yang menghambat kepulangan mereka antara lain kurangnya perumahan, terbatasnya layanan publik, serta minimnya kesempatan kerja.

“Banyak warga Suriah tidak memiliki rumah untuk mereka huni kembali,” tuturnya.

“Beberapa pengungsi internal yang pulang mendapati mereka tidak lagi punya tempat berlindung,” imbuhnya.

Bahkan, beberapa pengungsi internal yang kembali ke kampung halaman mereka mendapati rumah mereka sudah tidak ada lagi.

Selain itu, organisasi kemanusiaan menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan para pengungsi yang kembali akibat terbatasnya dana.

“Krisis pendanaan merupakan tantangan besar. Memastikan bahwa para pengungsi yang kembali bisa mendapatkan kondisi kehidupan yang bermartabat sangatlah penting,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa kamp-kamp pengungsi di negara-negara tetangga tidak akan ditutup kecuali kondisi di Suriah benar-benar membaik.

Saat ini, belum ada negara yang secara aktif mendorong pemulangan pengungsi dalam jumlah besar. Proses pemulangan masih dilakukan secara bertahap.

Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 13 juta warga Suriah telah mengungsi akibat perang yang berlangsung selama lebih dari satu dekade.

Para pejabat UNHCR menegaskan bahwa untuk memastikan kepulangan yang aman dan berkelanjutan, diperlukan investasi jangka panjang dalam infrastruktur, pemulihan ekonomi, serta perlindungan hukum bagi para pengungsi yang kembali.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here