KENYA—Lembaga bantuan Medecins Sans Frontieres (MSF) menarik timnya yang selama ini bertugas membantu pengugsi Somalia di kamp Dadaab. Alasannya, situasi keamanan yang semakin memburuk karena ancaman dari milisi Al Shabab.
MSF mengatakan telah mengevakuasi 42 stafnya dari kamp pengungsi yang berada di timur laut Kenya tersebut. Demikian dilaporkan Al Jazeera, sebagaimana dikutip KBK, Jumat (29/5/2015).
Al-Shabab merupakan milisi yang berbasis di Somalia dan berafiiasi dengan jaringan al-Qaeda. Mereka telah melancarkan serangan ke berbagai desa di Kenya utara dalam beberapa pekan terakhir.
“Situasi keamanan saat ini sangat membatasi kemampuan staf medis kami untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang sangat membutuhkan itu,” ujar Charles Gaudry, Kepala Misi MSF Kenya.
Sebagai informasi, Pemerintah Kenya telah menyediakan kamp pengungsi untuk warga Somalia yang mengalami ancaman keamanan di negaranya sejak tahun 1991, ketika perang sipil merobek negara itu.
Sejak itu, Dadaab daerah perbatasan antara Kenya-Somalia menjadi kamp pengungsi terbesar di dunia, dengan lebih dari 350.000 pengungsi yang tinggal.
MSF mengatakan, kondisi ini berdampak langsung terhadap pelayanan kesehatan para pengungsi yang membutuhkan bantuan medis. MSF menyerukan kelompok-kelompok bersenjata yang ada untuk menghormati dan menjamin fasilitas medis, pasien dan tenaga medis.
Situasi keamanan di Kenya memang memanas belakangan ini. Bulan lalu, Al Shabab menyerang sebuah universitas di Garissa, Kenya, dan menewaskan 148 orang, termasuk 142 mahasiswa. Pekan lalu, Al Shabab juga menyerang satu patroli polisi di Desa Yumbis, sekitar 70 km utara dari Garissa. Serangan itu menewaskan sedikitnya satu petugas dan melukai beberapa petugas lainnya.