Mengenal Bahaya Kanker Payudara dan Cara Pencegahannya

Ilustrasi perempuan (Foto: ist)

JAKARTA, KBKNews.id – Kanker payudara hingga kini masih menjadi salah satu ancaman kesehatan terbesar bagi perempuan di dunia. Berdasarkan data global terbaru, terdapat sekitar 2,29 juta kasus baru kanker payudara setiap tahun, atau sekitar 11,5 persen dari total seluruh kasus kanker.

Angka ini menempatkan kanker payudara sebagai jenis kanker dengan kasus terbanyak, menggeser kanker serviks yang menurun berkat adanya vaksin.

Di Indonesia, angka kejadian kanker payudara mencapai 41,8 per 100.000 penduduk, dengan sekitar 66 ribu kasus baru setiap tahunnya. Ironisnya, sekitar 60 persen pasien baru datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi stadium lanjut. Kondisi ini membuat peluang kesembuhan jauh lebih kecil dibandingkan jika penyakit terdeteksi sejak dini.

“Perbandingan tenaga medis juga masih jauh dari ideal. Saat ini hanya ada sekitar 300 dokter bedah onkologi di seluruh Indonesia, yang artinya satu dokter harus menangani hampir satu juta penduduk,” ujar Yadi Permana, dokter subspesialis onkologi dalam seminar bersama PTTEP di Rorotan, Jakarta Utara, Rabu (27/8/2025).

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker payudara antara lain:

* Menstruasi dini (di bawah usia 12 tahun).
* Tidak menikah atau tidak memiliki anak, atau melahirkan anak pertama di atas usia 35 tahun.
* Penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang (lebih dari 5 tahun).
* Menopause di usia lanjut (di atas 55 tahun).
* Riwayat tumor jinak payudara.
* Faktor keturunan, terutama jika terdapat mutasi gen BRCA1/BRCA2 dalam keluarga.

Deteksi Dini dan Pencegahan

Hingga kini, belum ada vaksin untuk kanker payudara. Oleh karena itu, langkah pencegahan dilakukan dengan mengurangi faktor risiko serta menerapkan pola hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, mengonsumsi buah dan sayur, serta menghindari alkohol dan rokok.

Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan angka kesembuhan. Perempuan dianjurkan melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) sebulan sekali, idealnya seminggu setelah menstruasi. Selain itu, pemeriksaan klinis di fasilitas kesehatan dapat dilakukan mulai usia 40 tahun dengan metode mamografi.

“Pada stadium nol atau satu, angka kesembuhan bisa mencapai 100 persen. Namun, jika pasien baru datang pada stadium tiga atau empat, tingkat kesembuhan bisa turun drastis hingga 50 persen,” kata Yadi.

Pentingnya Kesadaran Masyarakat

Masalah terbesar yang dihadapi saat ini adalah keterlambatan pasien datang ke dokter. Banyak yang lebih dulu mencoba pengobatan alternatif sebelum akhirnya mencari pertolongan medis, padahal kanker payudara membutuhkan penanganan cepat dan tepat.

Dengan peningkatan kesadaran, deteksi dini, serta dukungan fasilitas kesehatan yang lebih merata, diharapkan angka kematian akibat kanker payudara dapat ditekan.

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here