JAKARTA – Bulan Rajab merupakan bulan ketujuh yang memiliki keistimewaan dalam kalender Hijriah, terletak antara Jumadil Akhir dan Sya’ban. Mengenal Bulan Rajab dan keutamannya penting sebagai bekal meningkatkan amalan dan ketaatan.
Rajab berasal dari bahasa Arab yaitu kata ‘rajaba’ yang berarti ‘mulia. Terdapat hadits yang menjelaskan tentang keutamaan Rajab dari Sahabat Abu Bakrah, Nabi Muhammad SAW bersabda:
إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو القَعْدَةِ، وَذُو الحجَّةِ، وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرٌّ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ.
Artinya:
“ Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaan saat Allah menciptkan bumi dan langit. Pada satu tahun dua belas bulan terdapat empat bulan yang memiliki keistimewaan yaitu bulan Dzulqa’dah. Dzulhijah, Muharram dan Rajab sebagai bulan mudhar, terletak antara Jumadil akhir dan Sya’ban.” (HR.Al-Bukhari & Muslim)
Rajab seperti bulan Muharram termasuk bulan haram. Maksudnya yakni pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian. Pada bulan haram larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan dan melakukan ketaatan sangat dianjurkan.
Dua bulan setelah Rajab merupakan Ramadan yang merupakan bulan mulia. Umat Islam diimbau mempersiapkan diri sejak dini untuk mempersiapkan menambah ketaatan. Fisik dan mental perlu dipersiapkan dalam beribadah agar lebih khusyuk dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Umat Islam juga perlu merenungi hal-hal apa yang semestinya dilakukan di bulan Ramadan. Manfaatkanlah momentum Rajab sebagai momen untuk evaluasi diri sebesar-besarnya agar secara mental dan fisik kita siap menyambut Ramadan.
Peristiwa Bersejarah dalam Bulan Rajab
Dua peritiwa besar terjadi pada bulan Rajab yakni Isra’ Miraj dan pembebasan Baitul Maqdis. Peristiwa besar itu menjadi sejarah yang harus diketahui Umat Islam.
Isra’ Miraj turun pada hari ke 27 bulan Rajab yang berisi perintah yang Nabi Muhammad SAW untuk menegakkan sholat lima waktu. Nabi Muhammad SAW telah berhasil melakukan perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa di Palestina. Kemudian dalam satu malam itu Nabi Muhammad SAW naik ke Sidratul Muntaha di langit ketujuh.
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
Artinya:
“Maha Suci Allah, yang telah mempertahankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan padanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS Al Isra:1)
Mi’raj dalam bahasa memiliki arti “baik”, sehingga Isra’ Mi’raj mengisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW telah naik ke Sidratul Muntaha hal tersebut terdapat dalam surat An-Najm.
وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ ١٣ عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ ١٤ عِندَهَا جَنَّةُ ٱلۡمَأۡوَىٰٓ ١٥ إِذۡ يَغۡشَى ٱلسِّدۡرَةَ مَا يَغۡشَىٰ ١٦ مَا زَاغَ ٱلۡبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ ١٧ لَقَدۡ رَأَىٰ مِنۡ ءَايَٰتِ رَبِّهِ ٱلۡكُبۡرَىٰٓ ١٨
Artinya:
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,(yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal,(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputi ya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS An-Najm:13-18)
Sejarah kedua yang harus diingat terjadi di masa kepemimpinan Salahuddin Al-Ayyubi dalam pembebasan Baitul Maqdis menjadi salah satu sejarah besar dalam Islam. Baitul Maqdis dibebaskan dari kekuasaan umat Kristen tanpa adanya pertumpahan darah.
Salahuddin menggunakan strategi dengan mempersatukan wilayah Islam serta mengajak umat muslim untuk bersama sama dalam memerangi tentara salib. Serta memperkuat amarda laut untuk melawan tentara Eropa yang berusaha membatu tentara salib di Syiam, lalu kemudian memblokade serta meruntuhkan kerjaan Yerusalem keculai Tirus/Tyres.
Dalam membebasakan Baitul Maqdis tanpa adanya pertumbahan darah , mengharuskan untuk membayar uang tebusan kepada pihak umat Kristen untuk melepaskan umat Islam dan apabila tidak membayar tebusan maka akan menjadi tawanan.
Mengenal bulan Rajab sudah seharusnya dilakukan oleh umat Islam. Peristiwa sejarah di bulan ini juga bisa menjadi renungan agar keimanan makin bertambah.
Sumber: Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa)