NEW YORK –Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperingatkan, serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian dan warga sipil terus meningkat di Darfur, Sudan belakangan ini. Deputi Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Edmond Mulet mengatakan, 15 anggota Dewan Keamanan PBB menilai adanya kemunduran dalam upaya perdamaian di Darfur.
Mulet mencatat, tindakan tegas militer Sudan terhadap pemberontak semakin memperburuk keadaan, dan melahirkan arus pengungsian besar-besaran. Organisasi kemanusiaan memperkirakan, setidaknya ada 78.000 pengungsi baru pada tahun ini, sementara PBB telah memverifikasi laporan bahwa ada 130.000 lebih pengungsi yang terimbas dari konflik ini.
“Ada juga kekhawatiran signifikan tentang laporan serangan membabi buta terhadap warga sipil, dan pelanggaran HAM lainnya,” kata Mulet yang disitat Al Jazeera, Kamis (11/6/2015).
Darfur telah telah bergolak sejak tahun 2003. Kelompok etnis dari Afrika melakukan pemberontakan dan menuduh pemerintah Sudan yang didominasi Arab berlaku diskriminatif. Bentrokan demi bentrokan terus terjadi antara milisi dengan tentara pemerintah. Dampaknya, ratusan ribu orang mengungsi untuk menghindari kekerasan.