Penjelasan PVMBG Tentang Hubungan Erupsi Gunung Agung dan Gempa Lombok

Sunset di Gunung Agung, Senin (25/9/2017)/ Reuters

BALI – Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy K Syahbana mengatakan erupsi Gunung Agungyang terjadi semalam merupakan letusan kedua setelah pertama terjadi pada 30 Desember 2018.

Sebelum itu, Gunung Agung sempat “tertidur” selama lima bulan selama berlangsungnya rangkaian gempa Lombok.

“Ini balik lagi ke fase erupsi Gunung Agung sebelum Gempa Lombok,” kata dia.

Menurut Devy, aktivitas erupsi Gunung Agung sempat terhenti bersamaan dengan munculnya rangkaian gempa Lombok yang dimulai 29 Juli 2018. Diduga gempa kuat Lombok berikut rangkaian gempa susulannya mengganggu aktivitas magmatik untuk erupsi.

Dia memperkirakan, fase erupsi Gunung Agung yang sempat terhenti berbulan-bulan itu akan kembali lagi seiring dengan mulai menurunnya aktivitas after-shock atau gempa susulan gempa Lombok.

“Sekarang bisa terjadi akumulasi gas magmatik. Kalau sudah dalam kondisi tertentu sudah penuh, bisa erupsi,” kata Devy, sebagaimana dilansir Tempo.co, Jumat (11/1/2019).

Advertisement div class="td-visible-desktop">