Pentingnya Literasi Kesehatan Jiwa untuk Membangun Masyarakat yang Sehat Jiwa dan Raga

Imran Pambudi (Foto: Istimewa)

Oleh: dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia/Mitra Dompet Dhuafa

Kesehatan bukan hanya tentang kondisi fisik yang bebas dari penyakit, tetapi juga mencakup kesehatan jiwa yang sering kali masih dipandang sebelah mata. Literasi kesehatan, yaitu kemampuan memahami dan menggunakan informasi kesehatan dengan baik, menjadi kunci utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Literasi kesehatan memberikan pemahaman mendalam tentang kesehatan mental, mulai dari mengenali gejala gangguan seperti depresi, stres, dan kecemasan, hingga tahu kapan harus mencari bantuan profesional.

Selain itu, literasi kesehatan yang baik dapat membantu mengurangi stigma sosial terhadap gangguan mental, sehingga masyarakat lebih terbuka untuk mendapatkan bantuan yang diperlukan.

Data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa sekitar 45% masyarakat Indonesia memiliki pemahaman yang kurang memadai mengenai informasi kesehatan, terutama yang terkait dengan kesehatan jiwa.
Hasil survei ini menjadi pengingat pentingnya meningkatkan edukasi kesehatan, mengingat rendahnya literasi kesehatan dapat berdampak langsung pada kualitas hidup, akses layanan kesehatan, serta risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.

Kurangnya Literasi Kejiwaan

Kurangnya informasi yang jelas dan mudah dipahami membuat masyarakat rentan terhadap gangguan kesehatan fisik dan mental. Studi yang diterbitkan dalam Journal of General Internal Medicine menemukan bahwa individu dengan literasi kesehatan rendah lebih berisiko mengalami PTM akibat kurangnya pengetahuan tentang pola makan sehat, aktivitas fisik, dan manajemen stres.

SKI 2023 juga menunjukkan bahwa 7,5% populasi Indonesia mengalami gangguan jiwa, sementara 36% menderita salah satu atau beberapa penyakit tidak menular, menyoroti hubungan erat antara literasi kesehatan rendah dan tingginya angka masalah kesehatan.
Keluarga sebagai unit sosial terkecil memiliki dampak signifikan dalam pembentukan perilaku dan pengetahuan kesehatan.

Di Indonesia, nilai kekeluargaan yang kuat menjadikan keluarga pilar utama dalam mendukung literasi kesehatan. Penelitian dari McCormack dan Thomas (2016) menyebutkan bahwa dukungan dan komunikasi yang efektif dalam keluarga dapat meningkatkan literasi kesehatan hingga 20%. Orang tua dengan tingkat literasi kesehatan yang tinggi mampu mentransfer pengetahuan tersebut kepada anak-anak mereka melalui komunikasi yang konsisten. Hal ini menghasilkan kesadaran yang lebih baik tentang pentingnya pola hidup sehat, seperti pengaturan makanan bergizi, rutinitas olahraga, dan manajemen stres.

Pentingnya Peran Keluarga

Studi tambahan yang dipublikasikan dalam Journal of Family Psychology (2018) menemukan bahwa diskusi rutin seputar kesehatan dalam keluarga dapat mengurangi risiko gangguan jiwa dan penyakit tidak menular hingga 15%. Bahkan intervensi berbasis keluarga, seperti lokakarya kesehatan atau diskusi komunitas yang melibatkan seluruh anggota keluarga, terbukti efektif dalam mendorong adopsi kebiasaan hidup sehat.
Selain itu, keluarga yang memiliki komunikasi terbuka dan memberikan dukungan emosional dapat membantu anggota yang mengalami gangguan mental.

Penelitian oleh Burnette et al. (2017) menunjukkan bahwa keluarga yang informatif dan mendukung secara emosional memiliki dampak positif terhadap pengelolaan stres dan peningkatan kesehatan jiwa. Misalnya, keluarga yang secara proaktif berdiskusi tentang manajemen stres mampu memberikan lingkungan yang kondusif bagi individu yang menghadapi tekanan mental berat.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dan terintegrasi dalam hal:
– Edukasi Komunitas melalui pelatihan dan diskusi bersama masyarakat lokal untuk menanamkan pola pikir sehat yang dimulai dari unit keluarga.
– Pemanfaatan Media Digital melalui kampanye melalui media sosial dengan mengedepankan cerita inspiratif dari keluarga yang berhasil menerapkan pola hidup sehat.
– Intervensi Berbasis Keluarga untuk mendorong inisiatif seperti program “Keluarga Sehat”, di mana orang tua dan anak dilibatkan secara aktif dalam edukasi kesehatan melalui lokakarya interaktif.
– Kolaborasi Lintas Sektor dimana Pemerintah, sektor swasta, dan lembaga masyarakat bekerja sama untuk mendukung keluarga menjadi agen perubahan utama dalam meningkatkan literasi kesehatan.
Dengan upaya bersama dan fokus pada peran keluarga sebagai fondasi, masyarakat Indonesia dapat lebih siap menghadapi tantangan kesehatan mental dan fisik. Keluarga tidak hanya menjadi tempat berlindung, tetapi juga pusat pembelajaran kesehatan yang efektif. (IP)

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here