BEIRUT/YERUSALEM – Hari ini (7/10/2024) tepat satu tahun sejak perang terbuka antara Hamas dan Israel terjadi. Perang yang telah menewaskan 42000 warga Palestina, yang sebagaian besar merupakan warga sipil, perempuan dan anak-anak. Selain menelan korban jiwa, infrastruktur seluruh Gaza lumpuh total, baik rumah sakit, sekolah, dan fasilitas publik lainnya.
Eskalasi perang terus meningkat, perang terbuka Israel kini tidak hanya dengan Hamas, melainkan dengan harus berhadapan langsung dengan Hizbullah, jihadis dari tanah Lebanon yang di dukung oleh Iran.
Pada minggu (06/10/2024) Israel mengebom sejumlah target di Lebanon dan Jalur Gaza jelang peringatan satu tahun agresi militernya, sementara menteri pertahanan Israel menyatakan semua opsi terbuka untuk pembalasan terhadap pihak-pihak yang mendukung Hamas dan yang memerangi Israel.
Roket Hizbullah yang diluncurkan pada hari Minggu malam berhasil melewati sistem pertahanan udara Israel dan mendarat di Haifa, kota terbesar ketiga di Israel, yang menyebabkan kerusakan pada bangunan.
Menurut media Israel melaporkan 10 orang terluka dalam serangan roket di Haifa dan kota Tiberias. Hizbullah mengatakan telah menargetkan sebuah situs militer di selatan Haifa dengan salvo rudal “Fadi 1”.
Israel tidak tinggal diam atas serangan tersebut, Serangan udara Israel menghantam pinggiran selatan Beirut pada hari Minggu (06/10/2024). Ledakan besar yang membentuk bola api memecah gelap malam dan ledakan bergema di seluruh Beirut.
Militer Israel mengatakan jet tempur mereka menyerang target di Beirut milik Markas Intelijen Hizbullah dan fasilitas penyimpanan senjata. Dikatakan serangan juga menargetkan Hizbullah di Lebanon selatan dan daerah Beqaa.
Iran melancarkan serangan rudal ke Israel minggu (06/10/2024) lalu sebagai tanggapan atas operasinya di Lebanon dan Gaza, tempat militan Hizbullah dan Hamas merupakan sekutu Teheran dalam apa yang disebut Poros Perlawanan.
Israel, yang mengatakan tujuannya adalah pengembalian puluhan ribu warga negara dengan selamat ke rumah-rumah di Israel utara, bersumpah akan membalas di tengah kekhawatiran bahwa ketegangan akan meningkat menjadi konflik regional.
Di kutip dari halaman Reuters, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa Israel akan memutuskan secara independen bagaimana menanggapi Iran, meskipun telah berkoordinasi erat dengan sekutu lama AS.
Sementara AS mengatakan tidak akan mendukung serangan terhadap situs nuklir Iran, Presiden Joe Biden mengatakan minggu lalu bahwa serangan Israel terhadap fasilitas minyak Iran sedang dibahas. Israel mengabaikan desakan gencatan senjata yang didukung AS dengan meluncurkan operasi darat di Lebanon.
Pada hari Minggu, pemerintah AS bereaksi terhadap pemboman besar-besaran Israel di sana dengan mengatakan bahwa tekanan militer dapat memungkinkan diplomasi tetapi juga dapat menyebabkan salah perhitungan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada akhir pekan bahwa pengiriman senjata ke Israel harus dihentikan. Militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru bagi penduduk Beirut selatan pada Minggu malam menjelang serangan lebih lanjut.
Pada Minggu malam, Israel menyatakan tiga daerah lagi di perbatasan utaranya sebagai zona militer tertutup selain lebih dari lima daerah yang ditutup minggu lalu sebagai daerah persiapan militer.
Serangan Israel terhadap sebuah gedung di kota pegunungan Kayfoun di Lebanon tengah menewaskan enam orang dan melukai 13 orang, kata kementerian kesehatan Lebanon. Serangan di kota terdekat Qmatiye menewaskan enam orang lagi, termasuk tiga anak-anak, dan melukai 11 orang.
Di Jalur Gaza, sedikitnya 26 orang tewas dan 93 lainnya luka-luka ketika serangan udara Israel menghantam sebuah masjid dan sebuah sekolah yang menampung para pengungsi pada hari Minggu, menurut kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas.